Friday, April 30, 2010


ORANG YANG DOSANYA LEBIH BESAR DARI PADA 1000 KALI BERZINA

Pada suatu senja yang lengang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-hayung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam.Kerudungnya menutup hampir seluruh wajahnya tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang telah meroyak hidupnya.Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu perlahan-lahan sambil memberi salam.

Maka terdengarlah ucapan dari dalam,
"Silakan masuk"Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya
berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut."Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik.."Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina".Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... hamil. Setelah anak itu lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... mati," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, "Perempuan jahat, pergi kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku kerana perbuatanmu. Pergi!"...teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata kerana jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa.. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu.. Bahkan ia tak tahu mahu dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,"Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"

Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?"
Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?" "! Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Nabi Musa."Orang yang meninggalkan solat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina".

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyedari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Bererti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan
tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya.

Sedang orang yang bertaubat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh bererti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu ada, di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mahu menerima kedatangannya.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban solat dengan istiqomah.

Thursday, April 22, 2010


KEMUNCULAN IMAM MAHDI ANTARA TANDA-TANDA KIAMAT BESAR

Dalam Islam, Imam Mahdi (b. Arab: المهدي al-Mahdī) ialah seorang Muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah S.W.T. untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat.

Hal ini diterangkan sangat jelas dalam sebuah hadis nabi yang di riwayatkan oleh Thabrani.

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah s.w.t. akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapaku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setitis pun dari titisan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani)

Hadis lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sbb:

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Kefahaman terhadap Imam Mahdi dalam Islam berbeza mengikut aliran Ahli Sunah Waljamaah dan Syiah.

Nama Imam Mahdi

Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah "nama gelaran" sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya.Imam Mahdi dapat diertikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk" Dalam bahasa Arab kata Imam = pemimpin, ataupun Mahdi = orang yang mendapat petunjuk

Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadis di atas, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad S.A.W, nama bapanya pun sama seperti nama bapa RASULULLAH S.A.W, iaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama dengan RASULULLAH S.A.W. iaitu Muhammad bin Abdullah.

Ciri-ciri Imam Mahdi

Tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya, kecuali Rasulullah s.a.w. kerana Rasulullah dibimbing oleh wahyu. Oleh sebab itu bagi kita sebaik-baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadis-hadisnya sbb:

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim)

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, “Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)

Kemunculan Imam Mahdi

Kemunculan Imam Mahdi bukan kerana kemahuan Imam Mahdi itu sendiri melainkan kerana takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyedari bahawa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah s.w.t. meng islahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadis berikut :

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadis berikut :

Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata, "Pada suatu hari tubuh Rasulullah s.a.w. bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah s.a.w. menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, iaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Kaabah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Kaabah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah s.w.t. akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing.'" (HR. Bukhary, Muslim)

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Kaabah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi." (HR. Muslim)

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi." (HR. Muslim)

Telah bersabda Rasullah s.a.w, "Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka." (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah)

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Akan dibaiat seorang laki-laki antara maqam Ibrahim dengan sudut Kaabah." (HR. Ahmad, Abu Dawud)

Telah bersabda Rasulullah s.a.w, "Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam ke Baitullah (Kaabah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka." (HR. Ahmad)

Kepemimpinan Imam Mahdi

Dalam hadis yang disebutkan di atas Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hinga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.

Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajal) sehingga membuat Dajal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.

Kekuasaan dan kehebatan Dajal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah swt akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajal.

Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajal dan pengikutnya, hingga Dajal mati ditombak oleh Nabi Isa di pintu Lod dalam kompleks al-Aqsa.

Thursday, April 15, 2010


TINGKATAN NAFSU MANUSIA

1. Nafsu Ammarah
Allah berfirman dalam Al Qur'an, maksudnya :"Sesungguhnya nafsu itu senantiasa mengajak kepada kejahatan." ( Yusuf :53)
Ayat tersebut berkaitan dengan peristiwa Nabi Yusuf dan isteri perdana menteri Mesir. Barang siapa yang memiliki nafsu ammarah, maka ia tidak lagi dapat menahan diri untuk menjaga kehormatan dirinya. Bahkan seseorang yang terkenal sekalipun akan jatuh dan terhina jika menuruti nafsu ammarah. Orang yang memiliki nafsu ammarah, tidak mampu lagi menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan maksiat. Karena inilah sehingga seseorang yang tidak pernah kita sangka akan melakukan maksiat, tiba-tiba minum arak, punya wanita simpanan, melakukan korupsi dan sebagainya. Hal ini adalah karena nafsu ammarah yang ada di dalam diri.

Nafsu ammarah inilah yang mendorong manusia melakukan kejahatan. Jika berhasil melakukan perbuatan maksiat, barulah terasa puas. Bahkan akhirnya manusia berlomba-lomba dalam perbuatan maksiat. Seseorang yang berada di peringkat nafsu ammarah tidak peduli dengan Akhirat. Ia mudah merasa kecewa tidak tahan dengan ujian. Kadang Allah memanjangkan umurnya agar puas dengan maksiat dan akhirnya dilemparkan ke dalam api Neraka. Orang yang mempunyai nafsu ammarah adalah ahli Neraka. Walaupun ada juga yang mencoba berpura-pura menjadi baik tapi kebaikan itu bertujuan untuk memudahkannya melakukan kejahatan dan mencari keuntungan pribadi.

2. Nafsu Lawwamah
Seseorang yang sudah memiliki kesadaran dan keinsafan akan menyadari bahwa kejahatan itu dosa dan kebaikan itu pahala. Ia ingin berbuat kebaikan tetapi tidak tahan lama. Ketika jatuh dalam kejahatan, ia merasa resah tak tentu arah.Walaupun merasa puas dengan kejahatan tapi hati menderita karena perbuatan itu. Meskipun begitu, terasa sangat berat untuk keluar dari kejahatan.

Terjadi perebutan pengaruh antara nafsu dan akal di dalam dirinya. Nafsu mengajak kepada kejahatan sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Orang yang memiliki nafsu lawwamah belum dapat membuat keputusan untuk berbuat baik baik. Ia seperti daun yang tertiup angin, terbawa ke mana arah saja angin bertiup. Ia belum ada kekuatan untuk meninggalkan maksiat. Setelah berbuat kebaikan, ia masih melakukan berbuat kejahatan. Kadang-kadang ke tempat ibadah, kadang-kadang ke tempat maksiat. Hatinya selalu merintih kepada Allah ketika tidak dapat melawan nafsu sehingga melakukan maksiat dan tidak dapat istiqamah dalam berbuat kebaikan.

3. Nafsu Mulhamah
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu, jalan kejahatan dan ketaqwaan." (Asy-Syams :8 )
Bagaimanakah rasa hati orang yang memiliki nafsu mulhamah ini? Seseorang yang berada di peringkat ini masih merasa berat ketika akan berbuat amal kebaikan. Jadi ia melakukan amal kebaikan dalam keadaan bermujahadah. Ia sanggup bermujahadah karena sudah mulai dapat merasa takut akan kemurkaan Allah dan neraka. Ketika berhadapan dengan hal-hal maksiat, sebenarnya sebagian dirinya masih rindu dengan hal-hal itu. Tetapi hatinya dapat melawan keinginan-keinginan itu dengan mengingat-ingat nikmat di Syurga.Seseorang yang memiliki nafsu mulhamah, di dalam hatinya masih banyak mazmumah atau sifat-sifat buruk. Tapi ia sudah dapat mengenali penyakit-penyakit hati yang ada dalam dirinya, hanya saja belum sanggup melawannya. Ia mencoba beribadah dengan sabar.

Apa arti sabar? Sabar adalah menahan perasaan tidak setuju di dalam hati untuk melahirkan rasa setuju. Orang yang memiliki nafsu mulhamah, jika mendapat pujian pasti masih merasa puas, senang dan berbangga. Ibadah yang dilakukan masih belum khusyuk. Bagaimanakah cara untuk melawan penyakit hati yang ada dalam diri orang yang berada di peringkat nafsu mulhamah ini? Karena penyakit-penyakit hati itu didorong oleh nafsu dan syaitan, maka untuk mengelak dari godaan syaitan dan nafsu ada baiknya mengamalkan zikir-zikir dan wirid-wirid tertentu. Syaitan dan nafsu hanya takut pada tuannya saja yaitu Allah. Bila kita berwirid dan berzikir, seolah-olah kita menunjukkan kepada nafsu dan syaitan bahwa Allah sedang melihat kita.

Amal kebajikan yang dilakukan karena Allah, bukan karena manusia, insya Allah amal kebaikan itu akan istiqomah. Jika amal kebaikan dilakukan karena orang lain atau karena guru kita misalnya, hal itu tidak akan tahan lama. Kita hanya akan melakukannya ketika ada orang lain atau ketika ada guru saja. Di belakang mereka boleh jadi kita akan berbuat maksiat. Jadi setiap kebajikan harus dilakukan karena Allah.
Orang yang berada di peringkat nafsu ini perlu dipimpin oleh guru mursyid yang betul-betul dapat mengenal jiwa muridnya dan dapat mengasuh murid-muridnya. Jika penyakit-penyakit hati itu sudah tidak ada lagi, maka sesorang itu akan akan merasakan suatu kemanisan baru dalam hatinya dan akan merasa benci dengan kejahatan. Di waktu itulah ia akan meningkat ke peringkat nafsu yang lebih baik lagi yaitu nafsu Muthmainnah.


4. Nafsu Muthmainnah
Terhadap orang yang memiliki nafsu muthmainnah, Allah berfirman dalam Al Qur'an:"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Syurga-Ku" (Al Fajr : 27-30)

Hamba Tuhan yang sebenar-benarnya adalah mereka yang telah sampai ke peringkat nafsu Muthmainnah. Sebelum itu hamba juga, tetapi hamba yang didasarkan kepada dia buat atau dipaksa, bukan atas dasar keredhaan. Orang yang sudah sampai kepada nafsu ini, dia sudah dijamin Syurga.

Bagaimanakah sifat orang-orang yang memiliki nafsu Muthmainnah? Seseorang yang telah berada di peringkat ini, ketika ia dapat melakukan amal kebaikan maka hatinya akan terasa sejuk. Hatinya tenang dan puas. Ia selalu merasa rindu untuk berbuat kebaikan dan senantiasa menunggu datangnya waktu untuk beribadah kepada Allah. Mereka ini disebut sebagai penggembala matahari karena senantiasa menunggu waktu sholat. Hatinya senantiasa merasa rindu dengan Allah. Jika membaca ayat-ayat Allah yang bekaitan dengan Neraka, mereka merasa takut dan cemas. Bahkan ada yang sampai pingsan dan mati.Mereka merasa takut dengan dosa-dosanya, seolah-olah dosa-dosa itu bagaikan gunung akan menimpa kepalanya. Jika berkorban, mereka sanggup berhabis-habisan, barulah terasa puas hatinya. Senantiasa merasa cemas dengan maksiat dan berusaha mencegahnya sekuat tenaga. Doanya mustajab, dengan segera dikabulkan Allah. Rezekinya dijamin oleh Allah. Mereka senantiasa sabar dengan ujian dari Allah dan rasa sabar itu kemudian meningkat menjadi redha kepada Allah. Dengan kesabaran dan keredhaan dalam hati mereka itu maka mereka akan meningkat kepada peringkat nafsu yang kelima yaitu nafsu Radhiah.

5. Nafsu Radhiah
Sifatnya:Walau hanya terhadap larangan yang kecil, mereka akan meninggalkan perkara yang dilarang itu dengan sungguh-sungguh. Terhadap perkara yang makruh, mereka menganggapnya seolah-olah itu perkara yang haram. Sedangkan terhdap perkara yang sunat, dianggap seolah-olah perkara yang wajib. Kalau tidak melaksanakan hal yang sunat seolah-olah berdosa. Kita dapat mempelajari kisah-kisah mereka. Kadang-kadang jika mereka mendapat musibah seperti kematian anggota keluarganya, mereka berkata "Alhamdulillah". Dalam sejarah terdapat kisah seorang seorang ibu yang anak-anaknya pergi berperangfi sabilillah. Ketika ada orang yang membawa berita bahwa anaknya telah gugur, ibu itu merasa gembira. Orang-orang yang semacam ini ini sudah mampu menjauhkan diri dari bahkan dari perkara yang syubhat. Apabila diseru kepada perjuangan di jalan Allah, mereka menyambutnya bagaikan menyambut hari raya. Kalau kita perhatikan, takbir hari raya itu adalah takbir yang dikumandangkan para sahabat setalah memeproleh kemenangan pada perang Khandak.
Sebagian dari mereka jika dilarang ke medan perjuangan mereka menangis. Di dalam Al Qur'an mereka disebut dengan "asnabul buka" sebanyak 18 orang. Ketika Rasulullah tidak memiliki cukup kendaraan untuk membawa mereka dalam peperangan Tabuk, mereka menangis siang dan malam. Mereka mengadu kepada Allah, apakah dosa mereka sehingga tidak dipilih ke medan perang. Sampai akhirnya Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah bahwa mereka menangis sepanjang malam karena menyangka mereka berdosa. Mereka begitu cinta dengan mati syahid. Mereka redha terhadap apa yang Tuhan redhai.

Dalam beribadah kepada Allah, mereka bukan sekedar merasakan kelezatan dalam berdoa atau membaca Al Quran, bahkan mereka juga merasakan kelezatan dalam beramal kebaikan. Akhlak mereka terpuji dan mulia di sisi Allah Mereka sanggup memberi maaf kepada orang lain bahkan ketika mereka memliki kekuasaan. Pernah seorang sahabat Rasulullah mengalamu sebuah peristiwa. Sahabat ini yang memiliki hamba sahaya. Suatu hari hamba sahaya itu membawa sebuah wadah yang berisi daging kambing. Tiba-tiba pisau yang berada di atas wadah itu terjatuh dan menimpa kepala anak sahabat tersebut yang sedang merangkak di bawah. Anak itu kemudian meninggal seketika. Karena kejadian itu, hamba sahaya itu ketakutan. Maka, sahabat tadi berkata kepadanya, "Tenanglah kamu. Anak itu milik Allah dan kini Allah telah mengambilnya kembali. Pada hari ini aku memerdekakan kamu."

Tidak ada seorangpun yang mampu melakukan hal yang demikian kecuali mereka yang memiliki nafsu Radhiah. Mereka akan merasa menderita apabila ada sahabatnya yang terjerumus dalam maksiat. Mereka akan mendoakan sahabat-sahabatnya secara khusus di malam hari agar diselamatkan dari perbuatan maksiat. Mereka juga banyak mendapat pertolongan dari Allah, di antaranya Allah memberikankan firasat yang tajam. Mereka dapat dengan mudah mengenali mana orang yang berbuat maksiat dan mana yang tidak tidak. Mereka dapat dengan mudah memimpin masyarakat karena mereka mengenal sifat-sifat hati manusia. Mereka dapat memberi nasehat-nasehat tepat kepada orang-orang yang mereka didik. Apabila mereka diusir dari masyarakat, maka tunggulah datanganya bala bencana dari Allah. Mereka juga dianugerahi oleh Allah dengan berbagai karamah. Begitu juga dengan kata-kata mereka.Lidahnya masin, apa yang disebut insya Allah akan terjadi.

6. Nafsu Mardhiah
Inilah peringkat nafsu kekasih-keasih Allah atau wali-wali besar. Merka redha kepada Allah dan Allah pun redha kepada mereka.

7. Nafsu Kamilah
Peringkat Nafsu Kamilah adalah peringkat nafsu yang sempurna. Inilah kesempurnaan yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul.
Setelah kita mengetahui di peringkat manakah nafsu kita, marilah kita berupaya meningkatkannya untuk mencapai hati yang selamat dan sejahtera untuk kembali kepada Allah SWT.

Friday, April 9, 2010


75 DOSA-DOSA BESAR

Dosa besar jumlahnya Berbeza-beza menurut pendapat para ulama. Ada yang menyatakan 4 dan 7 menurut Hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Ada pula yang membagi 2, iaitu yang dihukum di dunia dan diancam azab di akhirat.Berikut ini adalah dosa-dosa besar menurut kitab Al Kabair karya Syamsudin Adz Dzahabi yang semuanya berjumlah 75 dosa besar. Dosa-dosa besar yang dimaksud adalah :

1. Menyekutukan Allah (Syirik)

2. Membunuh orang dengan sengaja

3. Sihir

4. Meninggalkan sholat Fardlu

5. Enggan membayar zakat

6. Tidak puasa Ramadhan tanpa alasan

7. Enggan menunaikan haji

8. Durhaka kepada kedua orang tua

9. Menjauhi kerabat ( Memutus hubungan silaturahmi )

10. Zina

11. Homoseksual

12. Riba

13. Memakan harta anak yatim dengan cara zalim

14. Dusta

15. Melarikan diri dari peperangan

16. Pemimpin yang menipu rakyat

17. Berlaku sombong

18. Kesaksian palsu

19. Minum minuman keras

20. Judi

21. Menuduh zinah kepada perempuan baik

22. Khianat dalam harta rampasan perang

23. Mencuri

24. Merompak

25. Sumpah palsu

26. Berbuat zalim

27. Membantu berbuat zalim

28. Memperoleh kekayaan dengan cara haram

29. Bunuh diri

30. Suka berbuat dusta

31. Hakim yang derhaka

32. Menyuap dalam masalah hukum (Rasuah)

33. Perempuan menyerupai laki-laki dan sebaliknya

34. Mengasuh keluarga dalam dosa

35. Kahwin dengan dasar cina buta

36. Sisa kencing yang tidak dibersihkan

37. Riya ( Pamer)

38. Menyembunyikan ilmu

39. Khianat

40. Mengungkit-ungkit pemberian

41. Mengingkari takdir

42. Menyelidiki rahsia orang (Tajassus)

43. Mengadu domba ( Namimah)

44. Mengutuk orang muslim

45. Mengingkari janji

46. Percaya kepada dukun dan tukang ramal

47. Nusyuz seorang perempuan terhadap suami

48. Melukis mahluk hidup

49. Meratapi orang mati ( Niyahah)

50. Berperangai buruk

51. Zalim terhadap orang yang lemah

52. Menyakiti hati jiran

53. Menyakiti dan mencaci maki orang Islam

54. Durhaka terhadap hamba Allah

55. Mengagumi diri dan sombong dengan berpakaian yang berlebih-lebihan

56. Menyembelih binatang untuk sesuatu upacara

57. Hamba sahaya melarikan diri dari tuannya

58. Memalsukan keturunan

59. Menentang kebenaran

60. Enggan memberikan kelebihan air

61. Mengurangi Timbangan dan Takaran

62. Berbuat dosa tetapi merasa aman dari kemurkaan Allah

63. Meninggalkan jamaah sholat Jum’at

64. Curang dalam berwasiat

65. Tipu daya

66. Mencaci orang Islam dan membuka rahsianya

67. Makan dan minum pada bejana emas dan perak

68. Mencela sahabat Nabi Muhammad SAW

69. Buang air besar ditempat tumpuan orang ramai

70. Kencing di tempat air yang bertakung

71. Nifak : sifat yang berbeda antara lahir dan bathin

72. Lupa kepada Allah

73. Kedekut

74. Memakan 4 makanan yang diharamkan: bangkai, Daging babi, darah dan daging binatang yang disembelih selain nama Allah

75. Kufur kepada Allah

Setelah kita mengetahui 75 macam dosa besar tersebut dan kita mungkin termasuk diantaranya, ada baiknya kita segera bertaubat untuk menghindari murka dan azab Allah SWT karana Allah berjanji akan segera menghapuskan dosa-dosa kita bila kita segera menyedari kesalahan dan bertaubat serta berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.Untuk keterangan bagi setiap dosa boleh dirujuk didalam buku Dosa-dosa besar

Friday, April 2, 2010



MAKSUD REZEKI DALAM ISLAM

Bagaimana sebenarnya maksud rezeki di dalam Islam?

Rezeki di dalam Islam bukan hanya terhad kepada wang dan harta. Jangkauan rezeki yang disebut oleh Allah ta'ala dan Rasulullah terlalu amat luas meliputi rezeki yang rencam. Hakikatnya orang yang ‘memberi' dan menyumbang akan memperolehi pulangan dari Allah dalam bentuk yang amat pelbagai, juga mencakupi material dan spiritual.

Namun sebelum itu, perlu difahami, sebagaimana rezeki yang tidak boleh dikecilkan skopnya hanya kepada harta, begitu juga ‘pemberian' dan ‘sumbangan' yang juga tidak terhad kepada wang dan harta. Bahawa mengajak orang kepada kebaikan dan melarangnya dari kemungkaran adalah sebuah pemberian berharga, membantu mereka yang melakukan kerja yang baik itu pemberian, dan menahan diri dari melakukan maksiat itu sendiri merupakan sebuah pemberian amat bermakna.

Apa yang jelas, semua jenis ‘pemberian' dan ‘sumbangan' itu adalah amalan kebajikan apabila ia menepati dua syarat yang paling minima iaitu :-

  • 1) Ikhlas kerana Allah
  • 2) Ia berupa sumbangan ke arah kebaikan berdasarkan penilaian hukum Islam.

Justeru, apa sahaja yang disumbangkan, sama ada idea, ilmu, teguran, nasihat, tenaga untuk kerja, masa, perasaan, emosi dan sebagainya untuk membawa kebaikan untuk Islam, ia adalah sumber terbukanya rezeki di sisi Islam. Ia juga merupakan sumber kewujudan unsur ‘berkat' di dalam kehidupan dan harta.

APA ITU BERKAT ?

Setinggi-tinggi darjat insan soleh, dia mampu mengekang dirinya di ketika menyumbang dari terpengaruh oleh fikiran atau bisikan seperti, "apa balasannya di dunia"?.

Apa yang akan menjadi dorongan dan motivasi utama hanyalah apa yang bakal diperolehi di akhirat. Bukan ganjaran di dunia yag difikirkan. Apa yang diinginkan untuk dunianya hanyalah memperolehi rezeki yang BARAKAH atau berkat.

Menurut para ulama ‘barakah' atau berkat itu adalah :-

هي ثبوت الخير الإلهي في الشيء؛ فإنها إذا حلت في قليل كثرته، وإذا حلت في كثير نفع، ومن أعظم ثمار البركة في الأمور كلها إستعمالها في طاعة الله عز وجل.

Ertinya : iaitu kepastian kebaikan disisi Ilahi pada sesuatu perkara, yang mana apabila ia jatuh kepada perkara yang sedikit ia akan menambah banyakkan ia, dan apabila ia jatuh kepada yang banyak, ia akan menambah manfaatnya, dan sehebat-hebat hasil keberkatan dalam seluruh perkara adalah apabila ia digunakan kembali untuk membawa ketaatan kepada Allah azza wa jalla.

Walaupun begitu, tidak ramai manusia yang mampu mencapai darjat tersebut, dan masih ramai individu soleh yang melakukan kebaikan, namun masih sering terfikir-fikir tentang ganjaran buatnya untuk dinikmati di dunia ini lagi.

Hasilnya, ramai yang bertanya berkenaan ‘what will you get back?'

Bagi membuka minda kita semua akan bentuk-bentuk balasan yang mampu diperoleh hasil dari segala sumbangan kebaikan yang kita lakukan di dunia ini. Secara ringkas, saya bahagikan ganjaran yang boleh diperolehi sejak dari alam dunia ini lagi, semua ganjaran-ganjaran ini mempunyai dalil dan athar yang tersendiri, namun bagi mengelakkan terlalu panjang, saya tidak menyertakan semua dalilnya. Balasan tersebut adalah seperti berikut :-

a. Keberkatan dalam kehidupan berkeluarga

· Rumahtangga kita didamaikan oleh Allah dari sebarang pergaduhan besar yang meruntuh kepercayaan dan kebahagian si suami, isteri dan anak.

· Hati dan fikiran dikurniakan ketenangan yang akhirnya memberikan kesan positif kepada produktiviti kita di tempat kerja dan tugas, lalu mendapat kenaikan gaji dan pangkat.

b. Kesihatan

· Allah selamatkan kita dan keluarga dari penyakit.

Nabi bersabda : صنائع المعروف تقي مصارع السوء والآفات والهلكات

Ertinya : Perlakuan perkara kebaikan mampu menghalang dari terjerumus dalam keburukan, kecatatan dan kebinasaan. (At-Tabrani, Al-Haitahami : sanadnya Hasan)

· Kita diselamatkan dari kemalangan dan bencana seperti di jalanraya, di dalam rumah, luar rumah, di tempat kerja dan sebagainya. Namun perlu diingat, ADA JUGA TERDAPAT HARTA YANG BERKAT TETAPI DITIMPA MUSIBAH DAN BENCANA, namun tanda berkatnya ia adalah bencana dan musibah itu membawanya lebih hampir kepada Allah dan bukan semakin jauh. Itulah fungsi keberkatan harta itu, ia hilang dan ditimpa musibah sebagai asbab untuk kebaikan tuan miliknya.JUSTERU, bukan tugas kita untuk menuduh harat si polan itu berkat atau tidak berkat setiap kali ditimpa musibah kerana kita TIDAK TAHU HAKIKAT SEBENARNYA.Dikurniakan zuriat yang sihat dan jika sakit sekalipun, ia tidak seteruk mereka yang lebih parah sakitnya.

c. Harta

· Dihindar dari mendapat kerjaya yang haram dan terselamat dari sebarang jawatan atau kenaikan pangkat yang memudaratkan masa hadapan. Perlu diingat bukan semua kenaikan pangkat itu baik untuk hati dan jiwa manusia, ada sebahagian besar jawatan yang menghancur dan mengubah habis jiwa kebaikan dalam diri seseorang kepada jiwa penerima rasuah, tamak, rakus kuasa dan sebagainya.

· Direndahkan minat dan nafsu kepada harta dan pendapatan haram serta diberi kekuatan untuk istiqamah dalam yang halal. Inilah yang boleh digelar sebagai salah satu dari cabang ‘zuhud', iaitu kebebasan jiwa dan hati dari keterikatan dengan harta dunia. Jika diperolehi, syukur dipanjatkan, jika ia hilang dan pergi tidaklah terlalu ditangisi.

· Diberikan rasa cukup dan selesa dengan pendapatan yang diperolehi kini walau zahirnya kelihatan kurang mencukupi. Inilah dinamakan oleh ulama tasauf sebagai Qana'ah iaitu berasa cukup dengan apa yang telah ada, tetapi tidak henti untuk terus menerus memperbaiki diri dan kerja.

· Kenderaan yang digunakannya jauh lebih baik dari kenderaan yang jauh lebih mahal darinya. Begitu juga harta-hartanya yang lain seperti rumah dan lokasinya, diberi rezeki oleh Allah untuk berada di persekitaran yang baik, berjiran dengan mereka yang tidak menimbulkan banyak masalah.

· Sumber pendapatan tambahan boleh datang secara tanpa disangka-sangka. Ia tidak semestinya dalam masa terdekat, ia mungkin berlaku 10 atau 20 tahun akan datang. Ini termasuklah di dalam tawaran Allah yang disebut di dalam durah at-Talaq, yang dinamakan oleh ramai sebagai ayat seribu dinar :

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Ertinya : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. ( At-Talaq : 2-3)

Namun perlu diperhati sejelas-jelasnya, ayat di atas mensyaratkan seseorang untuk menjadi ‘BERTAQWA' sebagai jalan dibuka jalan kemudahan dan kebaikan dari pelbagai sumber tidak dijangka. Tidaklah sama sekali tepat pandangan ramai yang mengaitkan ‘gantung' ayat tersebut di rumah dan kedai sebagai cara meningkatkan rezeki dan pendapatan, tanpa bersifat taqwa di dalam kerjaya, perniagaan dan tugasan. Sedangkan hakikatnya, taqwa itulah kuncinya, bukan dengan menggantung ayat tersebut dan sebagainya.

Ibn Abbas menegaskan maksud jalan keluar di atas sebagai jalan keluar dari perkara syubhat di dunia, jalan keluar untuk menghadapi kematian, dan kesukaran di hari kiamat. (Tafsir Al-Qurtubi)

d. Sekeliling yang baik

· Dipermudah oleh Allah untuk berada di tempat dan persekitaran yang baik dan tidak merbahaya untuk diri dan keluarga.

· Kewujudannya menjadi pelopor kepada kebaikan mereka yang disekitarnya, penyekat kepada kemaksiatan. Ia bertepatan dengan sebuah sabdaan Nabi:

إن من الناس مفاتيح للخير مغاليق للشر وإن من الناس مفاتيح للشر مغاليق للخير فطوبى لمن جعل الله مفاتيح الخير على يديه وويل لمن جعل الله مفاتيح الشر على يديه

Ertinya : Dari kalangan manusia ada yang menjadi kunci kebaikan dan penutup serta penghalang kepada kejahatan. Dan ada pula yang menjadi kunci kejahatan dan penutup kebaikan, bergembiralah bagi sesiapa yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci kebaikan di tangannya, dan celakalah mereka yang kunci kejahatan di tangannya ( Riwayat Ibn Majah : Sohih )

Justeru, jangan jadikan posisi kesukaran diri di waktu ini sebagai excuse untuk melibatkan diri dalam perkara yang haram, kerana ia sama sekali bukan jalan keluar tetapi ia jalan buntu dan hanya akan melebarkan bencana terhadap diri dan keluarga.

Imam Ibn Kathir pernah mengulas bahawa apabila manusia melupakan soal dosa pahala dalam harta dan kehidupan mereka

وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

Ertinya : Tetapi mereka telah mendustakan ( tidak patuh kepada hukum Islam), maka kami rampas dari mereka apa-apa yang telah mereka usahakan (Al-A'raf : 96 )