Friday, July 20, 2012

PUASA AMALAN NABI-NABI TERDAHULU


Firman Allah S.W.T: “ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa. “.Sebagaimana keterangan Alquran dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 183, puasa yang diwajibkan kepada umat Islam, sebenarnya juga pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya.
      Sismono dalam bukunya yang berjudul 'Puasa Pada Umat-umat Dulu dan Sekarang' menyebutkan, puasa sudah dilakukan oleh bangsa dan kaum yang hidup sebelum datangnya Islam. Seperti puasa yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kunoi, Yunani Kuno, Romawi Kuno, Zoroaster, Majusi, Yahudi, Nasrani, Cina Kuno, Jepun Kuno, Buddha, Hindu, Manu, Konghucu, dan lainnya. ''Bahkan, nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW juga sudah melaksanakan puasa,'' tulisnya.

Nabi Adam A.S :
Sejarahwan Muslim, Ibnu Katsir, meyakini bahwa ajaran puasa sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa. Menurut dia, Adam berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa Adam berpuasa pada 10 Muharam sebagai rasa syukur karena bertemu dengan istrinya, Hawa, di Arafah. Sementara yang lain berpendapat, Nabi Adam berpuasa sehari semalam pada waktu dia diturunkan dari taman surga oleh Allah.

Ada juga yang mengatakan Adam berpuasa 40 hari 40 malam setiap tahun. Pendapat lainnya mengatakan Adam berpuasa dalam rangka mendoakan putra-putrinya. Selain itu, ada yang menjelaskan, Adam berpuasa pada hari Jumaat untuk mengenang peristiwa penting, yakni dijadikannya dia oleh Allah, hari diturunkannya ke bumi, dan diterimanya tobat Adam oleh Allah.

''Sesungguhnya Allah menjadikan Adam pada hari Jumaat, diturunkan di bumi pada hari Jumaat, dia bertobat kepada Allah atas dosanya memakan buah khuldi pada hari Jumaat dan wafat pun pada hari Jumaat.'' (HR Bukhari).

Walaupun dalam Alquran maupun hadis tidak dijelaskan bagaimana bentuk puasa Adam dan generasi sesudahnya, tetapi ada petunjuk-petunjuk bahwa agama-agama yang dibawa oleh para rasul terdahulu itu adalah agama monotheisme yang mengajarkan kepercayaan pada ke esaan Tuhan (Allah).

Nabi Nuh A.S :
Nabi Nuh yang berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun, seperti puasanya Nabi Adam. Nabi Nuh juga memerintahkan kaumnya untuk menyembah Allah dan berpuasa ketika mereka berbulan-bulan hidup terapun apung di dalam perahu besar di tengah samudera luas akibat bencana banjir besar, dan terus bertaubat kepada Allah.

Nabi Ibrahim A.S :
Nabi Ibrahim AS juga terkenal dengan kegemarannya berpuasa, terutama pada saat hendak menerima wahyu dari Allah, yang kemudian dijadikan suhuf Ibrahim itu. Puasa menurut agama Ibrahim dilaksanakan oleh Ismail, putra Ibrahim yang terkenal taat beribadah itu; dan puasa Ibrahim diikuti pula oleh Ishaq (putra Ibrahim dari Sarah).

Nabi Ya'kub A.S :
Nabi Ya'kub terkenal sebagai orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan putra-putranya.

Nabi Daud A.S :
Perintah puasa yang paling populer hinga sekarang ini adalah puasa Nabi Daud as. Puasa ini tergolong istimewa karena Nabi daud tidak hanya seorang prajurit, tetapi juga raja dan ahli perang terkemuka. Nabi Daud dikenal sebagai nabi yang berhasil mengalahkan musuh yang jauh lebih besar, yaitu Goliath.Pelaksanaan ibadah puasa nabi Daud juga tergolong aneh bila dibandingkan dengan puasa nabi-nabi lainnya. Puasa nabi Daud dilaksanakan sehari puasa, sehari tidak. Bahkan, puasa Nabi Daud ini ternyata berlangsung hingga nabi Sulaiman, putranya dan nabi sesudahnya. Tidak hanya itu saja, pelaksanaan ibadah puasa itu disebutkan dilakukan sejak zaman Nabi Ibrahim as. Seperti diketahui, salah satu mukjizat beliau adalah kebal dari kobaran api ketika dibakar oleh raja Namrudz yang kejam.Sepeninggal Nabi Daud, pelaksanaan puasa tersebut tidak lenyap begitu saja. Bahkan, hingga sekarang ini umat Nabi Muhammad SAW juga banyak yang menjalankan puasa Daud selain puasa Isnin-Khamis.

Nabi Musa A.S :
Perintah melaksanakan puasa bagi umat Nabi Musa merupakan rentetan dari kewajiban puasa yang diwajibkan pada umat Nabi Muhammad SAW, seperti dalam Q.S Al-Baqarah:183.
Puasa yang dijalankan oleh Nabi Musa beserta umatnya jauh lebih berat dari pada puasa nabi Muhammad SAW. Mereka diwajibkan berpuasa selama 40 hari 40 malam. Dalam Kitab Perjanjian Lama, puasa Nabi Musa merupakan cikal bakal puasa bagi umat Nabi Isa karena jenis puasanya juga sama. Bahkan, Nabi Musa berpuasa  di Gunung Sinai ketika mendapatkan perintah ALLAH SWT.
     Masalah puasa nabi Musa ini tercantum dalam Kitab Perjanjian Lama (Keluaran 34: 29): "Musa berada di sana bersama-sama dengan Tuhan 40 hari 40 malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air dan ia menuliskan padaloh itu segala perktaan perjanjian, yakni kesepuluh firman". Hal ini kemudian yang dikenal sebagai 10 Firman Tuhan.
    Setelah melakukan puasa  selama itu, Musa  mengalami perubahan yang sangat dahsyat. dari wajahnya keluar cahaya yang menakjubkan bagi setiap orang yang memandangnya. Hal ini tertulis dalam Perjanjian Lama (Keluaran 34:30). Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, ia tidak tahu bahwa kulit mukanya bercahaya karena ia berbicara dengan Allah SWT.
    Ada pula puasa yang dianjurkan pada Musa, yaitu berpantang tidak boleh melakukan sesuatu. Termaktub dalam Perjanjian Lama (keluaran: 34:14) bahwa Musa diharuskan memelihara Hari Raya Roti Tidak Beragi. Dengan ketentuan, selama 7 hari lamanya, Musa tidak boleh makan roti yang beragi. Hal itu ditetapkan dalam Bulan Abid, sebagai peringatan Musa dan kaumnya keluar dari Mesir atas kejaran Raja Fir'aun.
    Jika kita meneliti kitab Perjanjian Lama, antara bahasa orang Yahudi, Aramaik, Arab dan Ethiopia ternyata menggunakan kata yang sama, yaituShaum (menahan nafsu). Kata ini berarti menghentikan aktivitas makan, minum, dan nafsu sekaligus menandai ungkapan penyesalan atas doa yang diperbuatnya. Oleh karena terjadi  penyimpangan ajaran-ajaran yang sudah tidak sesuai dengan Kitab Perjanjian Lama, akhirnya tradisi puasa yang dilakukan oleh orang Yahudi terdahulu sekarang ini sudah jauh berubah.
Sementara Nabi Yusuf berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para pesalah lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi pembesar Mesir dan menjawat sebagai menteri ekonomi negeri tersebut. ''Kerana aku khuwatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin.''

Nabi Yunus A.S :  
Nabi Yunus berpuasa dari makan dan minum saat berada dalam perut ikan besar selama beberapa hari, kemudian berbuka puasa setelah dimuntahkan kembali dari dalam perut ikan itu. Untuk berbuka, dikisahkan beliau memakan buah sepsis buah labu yang tumbuh di tepi pantai.

Nabi Ayub A.S :
 Nabi Ayub berpuasa pada waktu dia hidup dalam serba kekurangan dan menderita penyakit selama bertahun-tahun, sampai akhirnya sihat seperti sediakala.

Nabi Syuaib  A.S :
Nabi Syuaib terkenal kesalehannya dan sebagai orang tua yang banyak melakukan puasa dalam rangka bertakwa kepada Allah. 

Friday, July 13, 2012

BACALAH SURAH AL-KAHFI PADA HARI JUMAAAT


Jumaat bukan hujung minggu atau permulaan kepada hujung minggu.
Ia adalah hari permulaan kepada minggu yang baru. Perilaku kita pada satu Jumaat, Insya Allah banyak mempengaruhi hari-hari yang berikut dalam minggu tersebut hingga datang Jumaat yang seterusnya. Muhasabahlah keadaan diri kita pada hari Jumaat, untuk sebuah minggu yang lebih baik, mudah-mudahannya.
Hari Jumaat ada banyak amalan untuk memakmurkannya.Rebutlah beberapa keutamaan penting yang disediakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’aala khusus dengan kedatangan hari ini.
MEMBACA SURAH AL-KAHF
Antaranya ialah membaca dan bertadabbur dengan Surah al-Kahf.
FUNGSI SURAH AL-KAHF
Menurut Sahib Tafseer fee Dhilaal al-Quran, Surah al-Kahf berfungsi melindungi orang-orang yang beriman daripada fitnah Dajjal kerana ia menyediakan ‘tools‘ untuk menghasilkan tiga perkara:
1.             (تصحيح العقيدة) Membetulkan sistem kepercayaan (Aqidah)
2.             (تصحيح منهج الفكر و النظر) Membetulkan metod berfikir dan memerhati (Pandangan Hidup)
3.             (تصحيح القيم بميزان العقيدة) Membetulkan sistem nilai dengan pertimbangan kepercayaan (Nilai)
CHECK LIST
Justeru, usai membaca Surah al-Kahf, jawab soalan-soalan berikut sebagai menilai keberkesanan isi kandungan Surah itu kepada kehidupan kita:
1.             Apabila mempercayai sesuatu dalam hidup ini, atas asas apakah ia dipercayai? Aqidah, Ibadah, urusan jual beli dan kepenggunaan, bagaimanakah kita menetapkan pendirian tentang keputusan ‘buy-in‘ kita terhadap sesuatu yang datang ke dalam hidup?
2.             Bagaimanakah kejadian-kejadian di dalam hidup ini diberikan makna? Kerjaya, keluarga, perancangan hidup, adakah ia sekadar makna kulit bagi setiap perkataan itu atau ada makna yang lebih besar? Jika sistem ganjaran terhadap kerjaya dan keluarga gagal memenuhi jangkaan diri, bagaimanakah ia diatasi dan di sisi manakah kita mendapatkan kepuasan mengenainya?
3.             Apakah yang baik, berguna, penting dan utama dalam hidup ini? Bagaimana pertembungan di antara pelbagai komitmen ke atas diri yang satu, disusun atur antara yang perlu disusun atur, atau dibuang dan diabaikan seandainya tidak perlu? Bagaimanakah keputusan untuk hal-hal ini dibuat? Atas pertimbangan apakah keputusan itu dibuat?
Ini adalah soalan kehidupan yang boleh digunakan untuk menilai, sama ada ‘tools‘ yang terdapat di dalam Surah al-Kahf berjaya digarap atau sebaliknya.
Fitnah Dajjal tidak datang dalam bentuk ancaman fizikal. Ia muncul dalam keadaan kita pun mungkin tidak sedar dengan kemunculannya. Ia menyelinap masuk mengganggu gugat kepercayaan, merosakkan sistem fikir dan sistem nilai.
MUHASABAH
Surah al-Kahf merumuskan bahawa:
1.             Harta dan sebarang pemilikan fizikal adalah liabiliti (nilai tanggungan). Hanya dengan menghubungkan semua harta dan fizikal dengan Allah, ia menjadi aset.
2.             Ilmu adalah liabiliti. Hanya dengan menghubungkan semua ilmu dengan Allah, ia menjadi aset.
3.             Kuasa adalah liabiliti. Hanya dengan menghubungkan kuasa dengan Allah, ia menjadi aset.
4.             Kepercayaan adalah pembinasa kerana ia punca kita salah menafsir makna. Ia adalah liabiliti. Hanya dengan kepercayaan yang menjadikan kita berhubung dengan Allah, ia menjadi aset.
Muhasabah KEPERCAYAAN anda (cetusan kisah Ashaab al-kahf).
Muhasabah HARTA anda (cetusan kisah lelaki kafir pemilik dua kebun).
Muhasabah ILMU anda (cetusan kisah Musa dan Khaidir).
Muhasabah KUASA anda (cetusan kisah Zulqarnain).
Adakah setiap satunya itu ASET atau LIABILITI?
Jika setiap satunya membawa kita kepada Allah, maka ia adalah aset yang penting bagi pelaburan hidup dunia dan Akhirat.
Jika setiap satunya gagal membawa kita kepada Allah, maka ia adalah liabiliti yang mengundang musibah dunia dan Akhirat.
Ia mesti berhubung dengan Allah.
Terputus hubungan dengan Allah, semua kepercayaan, harta, ilmu dan kuasa akan melekat di dinding Materialisma.Mazhab Dajjal.
Dipetik dari http://saifulislam.com/?p=10085#more-10085

Friday, June 29, 2012

ANTARA RATU DAN RAKYAT Oleh :Prof Madya Dr Mohd Asri Zainul Abidin



Sambutan Diamond Jubilee sempena 60 tahun pemerintahan Queen Elizabeth II yang menaiki tahta sejak 1952 akan berlangsung di UK beberapa hari lagi. Dikatakan beberapa negara yang masih mendaulatkan Monarki British itu seperti Australia, Canada, New Zealand dan lain-lain akan turut menyambutnya. Di UK, sambutan kelihatan agak besar. Masih nampak perasaan sayang rakyat pada Ratu.

Kritikan
Pun begitu sambutan Diamond Jubilee yang akan berlangsung itu tidak sunyi dari kritikan. Akhbar dan orangramai ada yang memprotes sambutan tersebut sebagai membazir wang negara dalam keadaan ekonomi Eropah yang tidak stabil sekarang. Ada yang membuat undian pendapat apakah sambutan itu membazir ataupun tidak. Ada pula yang mengira kos kerugian cuti disebabkan sambutan tersebut.
Hasrat Queen untuk mendapat hadiah sebuah Yacht (kapal persiaran) daripada kerajaan sempena Jubilee ini pun telah ditolak apabila survey menunjukkan 64% rakyat tidak bersetuju (Rujuk :http://yougov.co.uk/news/2012/01/27/and-against-queens-yacht/).
Demikian ramai juga yang mengkritik sambutan Jubilee ini disebabkan antara jemputan Queen ialah raja-raja yang dianggap tidak demokratik dan zalim dari pelbagai negara. Kritikan ditujukan kepada Queen sebagai tidak sensitif dengan isu kemanusiaan.

Empayar British yang luas
Apapun, kami di sini akan dapat cuti. Segala kritikan dan sokongan kepada Queen adalah asam garam kehidupan mereka di sini yang menghormati hak rakyat dalam bersuara. Setuju ataupun tidak satu hal. Namun memberikan ruang rakyat bersuara adalah tanda pemerintah yang demokratik dan menghormati rakyat.
Rakyat tidak dianggap derhaka hanya dengan memberikan pendapat yang berbeza. Hanya kelompok ‘jakun’ yang cuba hidup dalam kalangan manusia berakal sahaja yang menganggap memberi pendapat itu satu jenayah, sekalipun ia tidak diikuti dengan aktiviti yang mengancam dan merosakkan keselamatan rakyat.
Ya, sudah pasti ada peraturan dan adabnya dalam setiap perkara. Namun hak bersuara tidak boleh dinafikan. Kita patut ‘tabik’ kepada Monarki British di ‘sudut itu’. Mungkin perkembangan politik British juga tidak memberikan mereka pilihan melainkan demikian. Saya rasa itulah salah satu sebab Monarki British itu masih disayangi dan rakyat merasakan mereka patut terus berada di situ.

Isu Malaysia
Saya terlambat ikuti perkembangan isu di Malaysia. Saya dimaklumkan bahawa ada isu tentang istana tertentu membida nombor kereta sehingga lebih RM 500,000. Saya juga dimaklumkan bahawa ada yang telah kritik isu ini. Saya tidak tahu pendetilan isu tersebut. Saya tidak tahu siapa yang patut dipersoalkan. Cuma, apabila ada yang bertanya dalam twitter, saya jawab secara umum bahawa ‘JIKA’ golongan istana tidak boleh dipertikaikan bererti rakyat telah mempertuhankan mereka. Ini kerana hanya Tuhan sahaja yang tidak boleh dipertikaikan oleh manusia.
Saya twit hal itu secara umum tanpa ditujukan khusus kepada sesiapa. Ada yang cuba menjadikan twit itu khusus kepada isu berkenaan. Sebenarnya tidak. Ada pula yang menyunting rakaman ucapan saya dalam isu lain yang dah lama semasa saya masih di Malaysia, lalu dikaitkan dengan isu berkenaan. Itu pun tidak betul. Saya tidak tujukan kepada peribadi, tetapi kaedah yang umum. Saya juga setuju, menegur pemerintah ataupun raja dalam isu peribadi memerlukan bahasa yang sesuai dan berkesan. Kritikan hendak membina (constructive criticism). Namun hak menegur tetap ada.

Saya mungkin tidak bersetuju dengan isi sesuatu kritikan. Bahkan saya mungkin menentang pengkritik itu sendiri dalam isu-isu yang lain. Namun saya berpegang bahawa seseorang rakyat itu selagi dia menggunakan bahasa yang wajar dan hujah yang betul, tidak wajar untuk dia dihukum kerana mengkritik.
Mana-mana pihak yang menghalang orang mengkritik golongan bangsawan sekalipun dengan bahasa yang betul, adalah golongan feudal yang tidak wajar menguasai politik masakini. Adakah sesiapa dalam kalangan pemerintah kita yang lebih mulia, hebat dan gagah dari Saidina ‘Umar bin al-Khattab?! Beliau pernah ditegur, namun beliau tidak menghukum pengkritiknya.
Khalifah Umar bin al-Khattab suatu hari pernah membahagi-bahagikan kepada rakyatnya pakaian lalu beliau naik ke atas mimbar dan berkata:
“Wahai manusia dengarlah!” Tiba-tiba bangun Salman al-Farisi berkata: “Kami tidak mahu dengar”. Lantas Umar bertanya: Kenapa wahai Salman?” Jawabnya: Engkau berikan kamu semua seorang sehelai, sedangkan engkau memakai dua helai”. Kata ‘Umar: “Jangan tergesa-gesa wahai Salman”. Lalu Umar memanggil anaknya Abd Allah. Kata Umar: aku menyerumu dengan nama Allah, bukankah pakaian yang aku pakai ini adalah peruntukanmu yang engkau berikan padaku”. Jawabnya: Ya!. Maka kata Salman: “Sekarang kami akan dengar”. (Ibn Qutaibah, ‘Uyun al-Akhbar, 1/55).
Tiada hukuman pun, sedangkan itu ‘Umar bin al-Khattab. Apakah kita merasakan bahawa ada pihak yang lebih mulia dari Nabi s.a.w dan para al-khulafa ar-Rasyidin. Nabi s.a.w sendiri pernah dipersoalkan beberapa tindakan baginda seperti tentang isi perjanjian Hudaibiyyah yang baginda meterai. Baginda tidak menghukum pengkritik. Sedangkan baginda seorang nabi. Siapakah yang merasakan lebih mulia dari baginda?!

Ulama
Ulama mestilah bersikap seperti tokoh ilmuwan agung mazhab al-Shafi’i iaitu al-Imam al-Nawawi (meninggal 676H). Saya telah petik kisah beliau dalam artikel saya semasa saya masih menjadi Mufti Perlis. Saya ketika itu mengkritik kenaikan harga barang. Artikel itu disiarkan oleh Akhbar Utusan (Mingguan Malaysia).
Saya petik kisah al-Imam al-Nawawi r.h (631-676H) yang diminta oleh Raja pada zamannya al-Malik al-Zahir untuk memberikan fatwa bagi mengharuskan Raja mengambil harta rakyat untuk digunakan memerangi musuh yang mengancam negara iaitu tentera Tatar. Tujuan itu pada zahirnya baik kerana mempertahankan negara dari ancaman musuh. Harta itu pun hendak digunakan untuk keperluan jihad.
Namun ramai ulama yang telah dibunuh ketika itu kerana enggan mengeluarkan fatwa berkenaan. Al-Nawawi juga enggan menulis surat sokongan terhadap tindakan Raja Zahir itu sekalipun beliau tahu pengambilan harta itu untuk kepentingan negara juga. Apabila Raja bertanya kepada beliau mengapa beliau enggan menyokong? Beliau menjawab:
Setahu saya engkau dahulunya seorang hamba, tidak mempunyai harta. Kemudian Allah memberikan kurniaan kepadamu lalu diangkat engkau menjadi seorang raja. Aku dengar engkau memiliki seribu hamba lelaki yang setiap mereka memiliki talipinggang daripada emas. Engkau juga ada memiliki dua ratus hamba perempuan, dan setiap mereka memiliki sebekas perhiasan. Jika engkau belanjakan itu semua, sehingga hamba-hamba lelakimu hanya memakai tali pinggang kain, dan hamba-hamha perempuanmu hanya memakai baju tanpa perhiasan, juga baitul mal sudah tiada simpanan wang, harta dan tanah lagi, maka aku akan fatwakan untukmu keharusan mengambil harta rakyat itu. Sesungguhnya yang menolong jihad dan selainnya ialah penyerahan diri kepada Allah dan mengikut jalan nabiNya s.a.w. (lihat: ‘Abd al-Ghani al-Daqar, al-Imam al-Nawawi, 144-145, Damsyik: Dar al-Qalam).
Inilah tokoh Mazhab al-Shafi’i yang sangat hebat dari segi ilmu dan akhlak. Di Malaysia, ada yang fanatik mazhab. Pantang dengar orang tidak berpegang dengan mazhab Shafi’i yang ‘dia faham’, terus hendak diadukan kepada sultan dan raja. Malang sekali, sikap dan budi tokoh-tokoh mazhab itu tidak diteladani. Kita tidak meminta pemerintah supaya jadi seperti ‘Umar bin ‘Abd al-‘Aziz. Kita minta jangan buat sesuatu yang menimbul persoalan dan kegelisahan rakyat.
Kita ingin sayangkan pemerintah kita dengan ikhlas. Pihak istana akan lebih dihormati dan disayangi jika mereka mengikut perkembangan dan perasaan rakyat. Hari ini dunia terbuka. Memaksa orang suka hanya membakar rasa kebencian. Namun, akhlak yang baik, teladan yang bagus dan kehidupan yang jujur akan menjadikan sesebuah institusi itu bertambah dekat di hati dan jiwa rakyat.

Sumber dipetik: http://drmaza.com/home/?p=1928

Friday, June 22, 2012

RAJA ANGKUH YANG ALLAH SELAMATKAN



Ibrahim bin Adham atau nama asalnya ialah Abu Ishak Ibrahim bin Adham dilahirkan daripada keluarga bangsawan Arab yang kaya raya. Beliau terkenal sebagai seorang raja Balkh yang sangat luas wilayah kekuasaannya. Ke mana saja pergi, beliau akan diiringi empat puluh bilah pedang emas dan empat batang tongkat kebesaran emas diusung di depan dan belakangnya. Nama beliau berada dalam tinta sejarah daripada seorang raja yang masyhur kepada ahli sufi yang terkenal.

Bermulanya perubahan kehidupan Ibrahim bin Adham apabila pada suatu malam ketika baginda tertidur di bilik istananya, langit-langit di biliknya bergerak seolah-olah ada seseorang yang sedang berjalan di atas atap. Ibrahim terjaga dan berseru: “Siapakah itu?”“Saya adalah seorang sahabat, untaku hilang, aku sedang mencarinya di atas atap ini.” Terdengar sahutan dari atas.“Bodoh, tidak ada orang mencari unta di atas atap!” Ibrahim menengkingnya.“Wahai manusia yang lalai, apakah engkau hendak mencari Allah Subhanahu wata’ala dengan berpakaian sutera dan tidur di alas tilam emas?” Jawab suara itu penuh simbolik.

Kata-kata ini sangat menggetarkan hati Ibrahim. Ia sangat gelisah dan tidak dapat meneruskan tidurnya sehingga pagi. Seperti kebiasaannya, di sebelah siang Ibrahim berada di atas singgahsananya untuk mendengar pengaduan dan masalah rakyat jelata. Tetapi hari itu keadaannya berlainan, dirinya gelisah dan banyak termenung.Para menteri, pembesar istana dan rakyat yang hadir merasa hairan melihat perubahan yang terjadi dengan tiba-tiba kepada raja mereka.

Tiba-tiba masuk seorang lelaki berwajah menakutkan ke dalam ruangan perjumpaan itu. Tidak seorangpun di antara askar dan pengawal istana yang berani menanyakan sesuatu dan menghalangnya masuk. Kejadian berlaku begitu pantas, semua lidah menjadi kelu. Lelaki itu melangkah ke depan Ibrahim Adham.“Apakah yang engkau inginkan daripada aku?” Tanya Ibrahim.“Aku baru sahaja sampai, bagilah aku rehat dulu”, jawab lelaki itu.
“Ini bukan tempat persinggahan kafilah. Ini istanaku. Lagak engkau seperti orang gila saja!” Ibrahim menengking.“Siapa pemilik sebenar istana ini sebelum engkau?” Tanya lelaki itu.“Ayahku!” Jawab Ibrahim pendek.“Sebelum ayahmu?” “Datukku!”“Sebelum dia?”“Datuk kepada datuk-datukku!”“Ke manakah mereka sekarang ini?“ Tanya lelaki itu.“Mereka telah meninggalkan dunia ini”, jawab Ibrahim.“Jika demikian, tidakkah ini sebuah persinggahan yang diduduki oleh seseorang kemudian ditinggalkannya dan diganti oleh yang lain pula?” Kata lelaki itu.

Tersentak juga hati Ibrahim mendengar kata-kata lelaki itu. Belum sempat Ibrahim menjawab, lelaki itu mengundur ke belakang dan tiba-tiba ghaib di tengah orang ramai. Banyak para alim ulama membuat tafsiran sesungguhnya lelaki itu adalah Nabi Khidhir ‘Alaihissalam yang sengaja datang mengetuk hati raja Ibrahim bin Adham yang semakin lalai dengan tipu daya dunia.

Kegelisahan Ibrahim semakin menjadi-jadi sejak kejadian tersebut. Ia dihantui oleh bayangan dan suara lelaki itu sejak peristiwa di istananya. Akhirnya kerana tidak tahan lagi Ibrahim memerintah pengawalnya: “Persiapkan kudaku yang terbaik! Aku hendak pergi berburu. Ya, Allah! Bilakah semua ini akan berakhir?”

Ibrahim bin Adham dan rombongan terus merentasi padang pasir yang luas saujana mata memandangnya. Baginda memacu kudanya begitu laju sehingga akhirnya terpisah dengan rombongan tersebut. Dalam mencari jalan keluar baginda terlihat seekor rusa. Tiba-tiba Ibrahim ghairah hendak memburu rusa itu. Belum sempat berbuat apa-apa rusa itu berkata kepadanya: “Wahai manusia yang lalai, aku disuruh oleh Allah Subhanahu wata’ala memburumu. Engkau tidak dapat menangkapku. Bertaubatlah, untuk inikah engkau diciptakanNya?”

Ibrahim yang di dalam ketakutan itu tiba-tiba terkejut dengan kata-kata itu. Baginda langsung tidak terfikir selama ini untuk apa baginda dicipta ke dunia. Sekarang keyakinan serta keimanannya telah tertanam di dalam dadanya. Seluruh pakaian dan tubuh kudanya basah oleh cucuran air mata penyesalannya selama ini. Dengan sepenuh hati Ibrahim bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’ala. Dalam keadaan panas terik itu, baginda meninggalkan kudanya dengan berjalan kaki yang akhirnya baginda bertemu dengan seorang penggembala yang sedang menjaga sekumpulan kambing-kambingnya.

Tiba-tiba Ibrahim meminta keizinan untuk menyerahkan bajunya yang bersulam emas serta topinya yang bertatahkan batu-batu permata yang sangat mahal harganya. Sebaliknya baginda mengenakan pakaian dan topi gembala itu yang diperbuat daripada kulit dan bulu kambing. Gembala kambing itu melihat kelakuan Ibrahim itu dengan penuh kehairanan. Semua malaikat menyaksikan perbuatan Ibrahim itu dengan penuh kekaguman sehingga salah satu malaikat berkata: “Lihat, betapa megahnya kerajaan yang diterima putera Adham sebelum ini, akhirnya telah mencampakkan pakaian dunia yang kotor dan menggantinya dengan jubah kesedaran.”

Dengan berjalan kaki Ibrahim mengembara merentasi gunung dan menyusuri padang pasir yang luas sambil menginsafi dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Akhirnya sampailah baginda di sebuah gua. Ibrahim yang dulunya seorang raja yang hebat akhirnya menyendiri dan berkhalwat di dalam gua selama sembilan tahun. Selama di dalam gua itulah Ibrahim betul-betul mengabdikan dirinya kepada Allah Subhanahu wata’ala. Setiap hari Khamis baginda ke pekan bernama Nishapun untuk menjual kayu api. Setelah sembahyang Jumaat baginda pergi membeli roti dengan wang yang diperolehinya. Roti itu separuh diberikan kepada pengemis dan separuh lagi untuk berbuka puasa. Demikianlah yang dilakukannya setiap minggu.

Akhirnya baginda mengambil keputusan keluar dari gua tersebut untuk merantau lagi merentasi padang pasir yang terbentang luas itu. Baginda tidak tahu lagi ke mana hendak ditujui. Setiap kali baginda berhenti di sebuah perkampungan, baginda kumpulkan orang-orang setempat untuk memberitahu betapa kebesaran Allah terhadap hambaNya dan azab yang akan diterima oleh sesiapa yang mengingkarinya. Justeru itu banyaklah orang yang akrab dengannya dan ada yang menjadi muridnya. Baginda mengharungi padang pasir itu empat belas tahun lamanya. Selama itu pula baginda berdoa dan merendahkan dirinya serta tawaddhu’ kepada Allah Subhanahu wata’ala. Nama Ibrahim pula mula disebut-sebut orang; dari seorang raja berubah menjadi seorang ahli sufi yang merendah diri.

Pernah dalam perjalanannya baginda diuji. Disebabkan kewara’an baginda itu ada seorang kaya datang menemuinya untuk mengambil tabarruk ke atas baginda dengan memberi wang yang sangat banyak kepada Ibrahim. “Terimalah wang ini, semoga berkah”, katanya kepada Ibrahim.“Aku tidak mahu menerima sesuatupun daripada pengemis”, jawab Ibrahim.“Tetapi aku adalah seorang yang kaya”, pintas orang kaya orang itu.“Apakah engkau masih menginginkan kekayaan yang lebih besar daripada apa yang telah engkau miliki sekarang ini?” tanya Ibrahim.“Ya, kenapa tidak?” Jawabnya ringkas.“Simpanlah wang ini kembali, bagi aku, engkau adalah ketua para pengemis di sini. Bahkan engkau bukan seorang pengemis lagi tetapi seorang yang sangat miskin dan meminta-minta.” Tegur Ibrahim.Kata-kata Ibrahim itu membuatkan orang kaya itu tersentak seketika. Penolakan pemberiannya oleh Ibrahim disertai dengan kata-kata yang sinis lagi pedas itu turut meninggalkan kesan yang mendalam kepada dirinya. Dengan peristiwa tersebut orang kaya itu bersyukur kepada Allah kerana pertemuan dengan Ibrahim itu membuatkan dirinya sedar akan tipu daya dunia ini. Beliau lalai dengan nafsu yang tidak pernah cukup daripada apa yang perolehinya selama ini.

Suatu ketika sedang Ibrahim bin Adham menjahit jubah buruknya di tepi sungai Tirgis baginda ditanya oleh sahabatnya: “Engkau telah meninggalkan kemewahan kerajaan yang besar. Tetapi apakah yang engkau telah perolehi sebagai imbalannya?”

Disebabkan soalan yang tidak disangka-sangka itu keluar dari mulut sahabatnya sendiri maka dengan tiba-tiba jarum di tangannya terjatuh ke dalam sungai itu.Sambil menunjukkan jarinya ke sungai itu Ibrahim berkata, “Kembalikanlah jarumku!”Tiba-tiba seribu ekor ikan mendongakkan kepalanya ke permukaan air. Masing-masing ikan itu membawa sebatang jarum emas di mulutnya.Ibrahim berkata: “Aku inginkan jarumku sendiri.”Seekor ikan kecil yang lemah datang menghantarkan jarum besi kepunyaan Ibrahim di mulutnya.“Jarum ini adalah salah satu di antara imbalan-imbalan yang ku perolehi, kerana meninggalkan kerajaan Balkh. Sedangkan yang lainnya belum tentu untuk kita, semoga engkau mengerti.” Kata Ibrahim Adham dengan penuh kiasan.

Begitulah kehidupan seorang raja Balkh yang bernama Ibrahim bin Adham yang luas pemerintahannya dan hidup di dalam kemewahan, tetapi akhirnya berkelana menjadi ahli sufi yang terkenal. Baginda menemui Allah Subhanahu wata’ala pada tahun 165H/782M di negeri Persia. Taubat Ibrahim itu merupakan sebuah kisah yang sangat unik bagi umat Islam yang merintis kehidupan yang penuh dengan tipu daya di dunia ini. Wallahu ‘alam.


Friday, June 15, 2012

JUMAAT PENGHULU SEGALA HARI



1. Hari Jumaat adalah penghulu segala hari, lebih mulia drp hari raya Aidil Fitri dan hari raya Aidil Adha. Di antara perkara yang telah dan akan berlaku pada hari Jumaat ialah ;
a)  Adam dijadikan ,
b) Adam dimasukkan ke Syurga ,
c) Adam dikelaurkan dari Syurga dan dihantar ke dunia (Bumi) ,
 d) Adam dimatikan ,
e) Hari Kiamat akan berlaku ,
 f) Terdapat satu masa yg mana doa amat makbul.

عَنْ أَبِي لُبَابَةَ بْنِ عَبْدِ الْمُنْذِرِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الْأَيَّامِ وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ يَوْمِ الْأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ فِيهِ خَمْسُ خِلَالٍ خَلَقَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ وَأَهْبَطَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيهِ تَوَفَّى اللَّهُ آدَمَ وَفِيهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا الْعَبْدُ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ حَرَامًا وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ مَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيَاحٍ وَلَا جِبَالٍ وَلَا بَحْرٍ إِلَّا وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Dari Abu Lubanah bin Abdul Munzir, Rasulullah SAW telah bersabda ; Sesungguhnya hari Jumaat itu penghulu segala hari, semulia hari di sisi Allah dari Hari Raya Aidil Fitri dan Aidil Adha. Pada hari Jumaat itu terdapat 5 perkara ; Allah telah menciptakan Adam, Adam diturunkan ke dunia, Adam dimatikan, padanya (Jumaat) terdapat satu ketika (masa)  dimana tiada siapapun yang meminta kepada Allah, Allah pasti menunaikan permintaannya selagi dia tidak meminta perkara haram, padanya (Jumaat) terjadinya hari Kiamat. Tidak ada malaikat Muqarrab, malaikat menjaga langit, malaikat menjaga dunia, malaikat menjaga angin, malaikat menjaga gunung, malaikat menjaga laut, melainkan semuanya merasa kasih pada hari Jumaat.  Hadis Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW telah bersabda : Sebaik-baik hari ialah hari Jumaat. Padanya Adam dijadikan, Adam dimasuk dan dikeluarkan dari Syurga, Tidak berlakunya hari Kiamat kecuali pada hari Jumaat. Hadis Riwayat Muslim, Malik, Nasaie, Abu Daud dan Ahmad.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Dari Abu Hurairah RA bahawa Nabi SAW telah bersabda : Sebaik-baik hari ialah hari Jumaat, padanya dijadikan Adam dan pada hari tersebut Adam dimasukkan ke Syurga dan dikeluarkan dari Syurga, Tidak akan terjadi Kiamat kecuali hari Jumaat. Hadis Riwayat Turmizi.
2. Hari Jumaat adalah hari kebesaran umat Islam. Allah telah memilih hari Jumaat sebagai hari kebesaran umat Islam lebih dahulu urutannya drp orang Yahudi yang memilih hari Sabtu dan orang Nasrani memilih hari Ahad sedangkan mereka lebih dahulu diutuskan ke dunia. Jadi umat Yahudi dan Nasrani telah terkemudian.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَضَلَّ اللَّهُ عَنْ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا كَانَ لِلْيَهُودِ يَوْمُ السَّبْتِ وَالْأَحَدُ لِلنَّصَارَى فَهُمْ لَنَا تَبَعٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ نَحْنُ الْآخِرُونَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْأَوَّلُونَ الْمَقْضِيُّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلَائِقِ
Dari Abu Hurairah RA bahawa Nabi SAW telah bersabda :  Allah SWT telah menyesatkan tentang hari Jumaat umat-umat terdahlul sblm kita, orang Yahudi telah memilih hari Sabtu sementara orang Nasrani memilih hari Ahad. Mereka mengikut kita pada hari Kiamat. Kita umat terakhir di dunia tetapi umat terawal dihisab sebelum makhluk lain. Hadis Riwayat Muslim dan Ibnu Majah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوا فَهَدَانَا اللَّهُ لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنْ الْحَقِّ فَهَذَا يَوْمُهُمْ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ هَدَانَا اللَّهُ لَهُ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَالْيَوْمَ لَنَا وَغَدًا لِلْيَهُودِ وَبَعْدَ غَدٍ لِلنَّصَارَى
Dari Abu Hurairah RA bahawa Nabi SAW telah bersabda :  Kita adalah umat yg terakhir, tetapi umat yg terdahulu pada hari kiamat. Kita adalah umat yang paling awal masuk ke syurga, sedangkan mereka telah menerima kitab sebelum kita, kita diberikan kitab selepas mereka, mereka telah berbalah. Allah telah memberi hidayah kepada kita tentang perkara yg mereka perselisihkan. Inilah hari di mana mereka berselisih tentangnya. Allah telah memberi hidayah kepada kita. Hari Jumaat adalah hari (kebesaran) kita, esok (sabtu) hari kebesaran Yahudi dan lusa (Ahad) hari kebesaran Nasrani.  Hadis Riwayat Muslim.
3. Disunatkan mandi pada hari Jumaat bagi sesiapa yang hendak ke masjid utk solat Jumaat. Di samping itu disunatkan juga memakai pakaian yang bersih, memakai wangian dan bersiwak.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا يَوْمُ عِيدٍ جَعَلَهُ اللَّهُ لِلْمُسْلِمِينَ فَمَنْ جَاءَ إِلَى الْجُمُعَةِ فَلْيَغْتَسِلْ وَإِنْ كَانَ طِيبٌ فَلْيَمَسَّ مِنْهُ وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ
Dari Ibnu Abbas RA bahawa Nabi SAW telah bersabda : Hari ini (Jumaat) adalah hari raya yang dijadikan untuk orang-orang muslim. Sesiapa yang pergi utk solat Jumaat, hendaklah dia mandi. Jika ada wangian  hendaklah dia memakainya, dan hendaklah dia mengosok gigi (siwak). Hadis Riwayat Ibnu Majah.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْالْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ
Dari Abdullah bin Umar RA, bahawa Rasulullah SAW telah bersabda ; Apabila kamu ingin pergi menunaikan solat Jumaat, hendaklah kamu mandi. Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Malik, Abu Daud, Turmizi, Ibu Majah, Nasaie dan Ahmad.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ
Dari Abu Said al-Khudri RA bahawa Rasulullah SAW telah bersabda, mandi pada hari Jumaat wajib ke atas org yang berjunub (mimpi keluar mani) - sudah baligh. Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Malik, Abu Daud, Nasaie, Ibu Majah dan Ahmad.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ بَيْنَمَا هُوَ قَائِمٌ فِي الْخُطْبَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ الْأَوَّلِينَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَادَاهُ عُمَرُ أَيَّةُ سَاعَةٍ هَذِهِ قَالَ إِنِّي شُغِلْتُ فَلَمْ أَنْقَلِبْ إِلَى أَهْلِي حَتَّى سَمِعْتُ التَّأْذِينَ فَلَمْ أَزِدْ أَنْ تَوَضَّأْتُ فَقَالَ وَالْوُضُوءُ أَيْضًا وَقَدْ عَلِمْتَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ بِالْغُسْلِ
Ibnu Umar r.a. mengatakan bahwa Umar ibnul-Khaththab ketika sedang berdiri khutbah Jumat tiba-tiba masuklah seorang laki-laki dari golongan kaum Muhajirin Awwalin (Muhajirin dari golongan yang terawal).  Lalu, Umar berseru kepadanya, "Masa apakah ini ?" Orang itu menjawab, "Aku disibukkan oleh suatu hal, maka tiada kesempatan bagiku untuk pulang kepada keluargaku, sehingga aku mendengar suara azan. Oleh sebab itu, aku tidak dapat berbuat lebih dari pada berwudhu saja." Umar berkata, "Juga hanya berwudhu saja, padahal Anda tentu mengetahui bahwa Rasulullah menyuruh mandi?" Hadis Riwayat Bukhari.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
Dari Abu Hurairah RA  bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang mandi Jumat seperti mandi junub kemudian berangkat (ke masjid), maka seolah-olah ia berkorban unta. Barangsiapa yang berangkat pada saat yang kedua, maka seolah-olah ia berkorban lembu. Barangsiapa yang berangkat pada saat ketiga, maka seolah-olah ia berkorban kibas yang bertanduk. Barangsiapa yang berangkat pada saat yang keempat, maka seolah-olah ia berkorban ayam. Dan, barangsiapa yang berangkat pada saat kelima, maka seolah-olah ia berkorban telur. Apabila imam keluar (naik mimbar), maka para malaikat mendengarkan khutbah."  Hadis Riwayat Bukhari,  Muslim, Abu Daud, Turmizi, Nasaie dan Ahmad.
4. Sesiapa yang mati pada hari Jumaat atau malam Jumaat akan terhindar drp fitnah (soalan/seksa ) kubur.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Dari Abdullah bin Amru, Rasulullah SAW telah bersabda, Tidak ada seorangpun di kalangan org Islam yang mati pada hari Jumaat atau malam Jumaat, melainkan Allah memeliharanya drp fitnah (soalan/seksa ) Kubur. Hadis Riwayat Ahmad dan Turmizi.
5. Mendapat cahaya di antara 2 Jumaat kepada sesiapa yang membaca Surah al-Kahfi di hari Jumaat.
مَنْ قَرَأَ سُوَرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
Sesiapa yang membaca surah al-Kahfi pada hari Jumaat, Allah SWT akan menerangkannya dengan cahaya di antara 2 Jumaat. Hadis Riwayat an-Nasaie, al-Baihaqi dan al-Hakim.
6. Menghapuskan dosa di antara 2 Jumaat, selagi tidak melakukan dosa-dosa besar.
عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى
Dari Salman al-Farisi, Rasulullah SAW telah bersabda : Tidak seorangpun lelaki yang mandi pada hari Jumaat,kemudian mengambil wudhu dengan sempurna untuk mensucikan diri, kemudian memakai minyak rambut dan mengemaskan dirinya, kemudian menggunakan wangian pada pakaian yang dipakainya dan keluar datang ke masjid,tidak menyakitkan antara dua orang, tidak mengganggu ketenteraman orang lain dan kemudian ia bersembahyang, kemudian diam ketika imam berkhutbah, melainkan diampunkan dosanya di antara 2 Jumaat.  Hadis Riwayat Bukhari.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
Dari Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW telah bersabda : Solat Fardhu 5 waktu, solat Jumaat ke solat Jumaat yng berikutnya, adalah (kafarah) penebusan dosa di antaranya selagi tidak melakukan dosa-dosa besar.

Friday, June 8, 2012

DULU HOLLYWOOD, KEMUDIAN BOLLYWOOD KINI KPOP



Kini K-Pop atau Korean Wave (Hallyu) - budaya pop Korea Selatan - semakin menjadi kegilaan ramai di Singapura,Malaysia dan Indonesia, termasuk dalam kalangan masyarakat Melayu.Sejak bahang drama popular Korea Winter Sonata mula dirasakan di sini pada 2003, pengaruh budaya Korea kian menular.Bahkan, lebih ramai peminat Melayu kini menghadiri konsert muzik pop Korea (K-Pop), yang semakin banyak dianjurkan di sini. Ramai juga menyertai uji bakat K-Pop, selain menonton filem dan drama Korea menerusi Internet.Munculnya wadah seperti Youtube di Internet turut memudahkan lagi para penonton mendapatkan bahan hiburan Korea, sama ada acara aneka ragam, filem, drama atau video muzik K-pop.
Di Singapura 
Pengaruh Hallyu juga semakin deras dirasakan dengan pelbagai konsert dan pesta mengemukakan artis-artis popular Korea sering dianjurkan di Singapura. Malah, kelmarin, sekitar 7,000 penonton menghadiri Sundown Festival di bangunan pit F1 di kawasan Marina Promenade, yang mengetengahkan artis-artis Korea, Jepun, Taiwan dan Singapura.Tiket paling murah festival muzik dan budaya itu berharga $138, manakala termahal berharga $148.
Menurut Penganjur Sundown Festival, Red Spade Entertainment (RSE), bilangan penonton Melayu telah meningkat sejak ia pertama kali diadakan pada 2009.Waktu itu, RSE menganggarkan 20 peratus daripada penonton merupakan penonton Melayu, tetapi bilangan tersebut mencecah 30 peratus tahun lalu, , kata RSE. Selain Festival Sundown, beberapa konsert besar-besaran Korea lain juga pernah dianjurkan, antaranya Korean Pop Night Concert tahun lalu.
Acara yang dianjurkan di Singapore Expo October itu telah menarik 8,700 penonton. Mereka berkobar-kobar mahu melihat persembahan daripada kumpulan-kumpulan popular seperti Girls' Generation, Big Bang dan Shinee.Bahkan, tahun lalu sahaja, dilaporkan 30 kumpulan K-Pop telah membuat persembahan di Singapura.Baru-baru ini juga, sebuah pertandingan mencari bintang K-Pop anjuran saluran hiburan Korea Selatan, tvN, di sini telah menarik 100 penyertaan, termasuk 15 belia Melayu.Pertandingan itu juga diadakan di serata negara-negara Asia seperti Hong Kong, Filipina, Taiwan dan Thailand.Bahkan, seorang anak Melayu, Cik Maressa Zahirah, 23 tahun, telah muncul sebagai salah seorang daripada dua pemenang yang dipilih untuk mewakili Singapura di Korea bulan depan.'Walaupun ramai yang menyatakan ini hanya satu 'fasa' atau kegilaan sementara, saya percaya ini mungkin satu permulaan kepada Hollywood baru.
Di Malaysia
Mufti Perak, Tan Sri Harussani Zakaria menegur penganjur yang mengundang artis dari Korea menghiburkan pengunjung program tersebut minggu lalu.Menurut beliau, perhimpunan itu bertujuan baik bagi menyatukan golongan belia di negara ini tetapi tidak seharusnya dicemari dengan pemilihan artis luar negara yang kurang sopan dari segi aksi dan pemakaiannya.
“Sepatutnya tidak ada benda-benda macam itu (artis K-Pop). Kita sekarang dalam proses pembentukan akhlak muda-mudi kita yang sedang merosot, jadi tidak patut ada perkara yang boleh menaikkan nafsu“Harap pihak penganjur ambil perhatian serius dalam hal ini,” katanya di sini kelmarin.Beliau, bagaimanapun, tidak menafikan golongan muda lebih cenderung kepada hiburan seperti itu, namun, katanya, tidak semestinya ia dipenuhi dengan aksi bersifat nafsu semata-mata.“Kita harus bertindak dengan baik, mungkin boleh digantikan dengan aktiviti lain lebih positif yang boleh menarik minat golongan belia.“Jangan hanya untuk dapatkan sokongan dan kedudukan sahaja; bimbang nanti ada orang nak dapat sokongan tapi sebaliknya tak disokong pula,” katanya mengulas kritikan segelintir pihak berhubung persembahan artis K-Pop pada perhimpunan itu yang tidak sesuai dengan budaya negara ini kerana artis berpakaian menjolok mata.
Renungan Hadith
 Hadis “Sesiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka dia dalam kalangan mereka” diriwayatkan daripada beberapa orang sahabat; AbdulLah bin ‘Umar, Huzaifah bin al-Yaman dan Anas bin Malik. Antara ahli hadis yang mengumpul hadis ini; Abu Daud, Ahmad bin Hanbal, Ibn Abi Syaibah, al-Bazzar dan lain-lain. Hadis dinilai oleh Ibn Taimiyyah (w. 728H) sebagai sahih, al-Iraqi (w. 806H) juga menilai sebagai sahih, Ibn Hajar al-‘Asqalani (w. 852H) menyatakan ia ‘hasan’ dan demikian juga al-Albani.
- Hadis ini secara umumnya memberikan maksud yang positif dan negatif. Sesiapa yang menyerupai sesuatu kaum atau puak yang baik atau terpuji maka dia termasuk dalam kalangan mereka yang terpuji atau akan dianggap baik dan terpuji. Sementara sesiapa yang menyerupai kaum atau puak yang buruk atau tidak baik maka dia dianggap dalam kalangan mereka.
   - Perkataan man tasyabbaha (sesiapa yang menyerupai) iaitu tasyabbuh (menyerupai) dalam hadis ini merujuk kepada sesuatu perkara yang menjadi ciri khusus sesuatu pihak yang mana jika seseorang menyerupai keadaan atau hal tersebut maka dia akan dianggap termasuk dalam kalangan mereka.Maka, perbuatan anak-anak muda atau selain yang meniru pakaian atau gaya artis atau kumpulan yang dianggap serong oleh masyarakat itu menyumbang kepada dosa.
  - Manusia ini cenderung menyerupai pihak yang mereka suka atau sayangi. Orang baik cenderung meniru cara orang yang baik. Demikianlah sebaliknya. Kecenderungan kita untuk meniru gaya atau gaya sesuatu pihak, memberi gambaran tentang apa yang tersirat dalam jiwa kita.
  -  Kesimpulannya; kita dilarang meniru atau menyerupai apa yang khusus untuk agama lain, atau apa yang khusus untuk sesuatu puak atau kumpulan yang mempunyai nilai yang negatif dan buruk. Kita boleh menyerupai apa yang tidak khusus untuk agama tertentu atau tidak memberi imej yang buruk. Demikian meniru apa yang baik adalah digalakkan sekalipun dari bukan muslim.

Friday, May 25, 2012

30 PESANAN IMAM SYAFIE



Nama sebenar Imam Syafie RH ialah Muhammad bin Idris. Beliau lahir di Ghuzah, Palestin pada tahun 150H bersamaan 767 Masehi dalam bulan Rejab. Beliau adalah salah seorang dari empat imam mazhab yang besar dalam dunia Feqah. Malaysia mengamalkan mazhab Syafie. Diantara peninggalan imam Syafie RH yang tiada ternilai harganya dan menjadi rujukan sehingga sekarang ialah kitab al-Umm.
1. Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin kerana ia dapat menjaga dan membuat kamu cemerlang di dunia dan akhirat.
2. Perbanyakkan menyebut Allah daripada menyebut makhluk. Perbanyakkan menyebut akhirat daripada menyebut dunia.
3. Pilihlah makanan yang halal kerana ia menjamin kesihatan dan menyebabkan syaitan gerun.
4. Sabar menghadapi musibah adalah sebesar-besar erti sabar di mana sabar itu sendiri memerlukan kesabaran pula. Bala dan musibah menunjukkan adanya perhatian dan kasih sayang Allah. Oleh itu, bersyukurlah kerana syukur yang sedemikian setinggi-tinggi erti syukut.
5. Apabila salah seorang antara kaum kerabat ataupun jiran dan saudara kamu sakit, kamu perlu ringankan langkah menziarahinya kerana ia disaksikan oleh malaikat dan dan dicintai Allah.
6. Marah adalah salah satu antara panah-panah syaitan yang mengandungi racun. Oleh itu, hindarilah ia supaya dapat menewaskan syaitan dan bala tenteranya.
7. Kasihanilah anak yatim kerana Rasulullah juga tergolong sebagai anak yatim dan beliau akan bersama-sama dengan orang yang menyayangi dan mengasihi anak-anak yatim di akhirat.
8. Berbuat baik dan tunjukkan bakti kepada ibu bapa tanpa mengenali letihh dan lelah sebagaimana mereka berbuat begitu sepanjang hayat mereka. Ia dapat menambah keberkatan pada umur, menambah rezeki dan keampunan atas dosa-dosa kamu.
9. Banyakkanlah amal soleh kerana ia adalah pendinding dan perisai orang mukmin dan pelindung kepada serangan iblis.
10. Takwa adalah pakaian kebesaran dan hiasan akhlak Muslim sebenar. Ia ibarat pokok zaitun, minyaknya membawa berka, ia juga memberi kejayaan dan kemenangan.
11. Iman mempunyai bentengnya bagi menghalang segala serangan yang cuba merobohkannya. Oleh itu bagi menguatkan benteng iman, keimanan perlu dibajai dengan lima perkara, yakin, ikhlas, mengerjakan amalan sunat, istiqamah, bertatasusila ataupu berdisiplin dalam mengerjakan ibadah.
12. Ingat dan zikir kepada Allah sebanyak-banyaknya kerana ia mengubati penyakit jasmani dan hati. Ia mencetuskan ketenangan hidup dan qanaah.
13. Khusyuk secara zahir adalah khusyuknya orang awam, khusyuk secara batin adalah khusyuknya orang pilihan di sisi Allah.
14. Kubur adalah perhentian sementara bagi membolehkan ke satu perhentian lagi yang penuh dengan soal siasat. Oleh itu, siapkanlah jawapan yang adil dan benar menerusi amal yang benar dan taat kepada al-haq yang tidak berbelah bagi.
15. Kita perlu sentiasa memohon perlindungan daripada Allah, sekurang-kurangnya dengan mengucapkan "A'uzubillahi minassaitathanirrajim". Kita perlu bersabar sekiranya serangan syaitan datang juga bertalu-talu dengan hebat dan menyedari Allah taala hendak menguji keteguhan sabar kita, hendak melihat ketulenan jihad kita. Ketahuilah perang dengan syaitan itu lebih hebat daripada perang sabil.
16. Sebesar-besar keaiban (keburukan) adalah kamu mengira keburukan orang lain sedangkan keburukan itu terdapat dalam dirimu sendiri.
17.  Hati adalah raja dalam diri. Oleh itu,lurus dan betulkan ia supaya empayar kerajaan dirimu tegak di atas al-haq yang tidak disertai oleh iringan-iringan pasukan kebatilan.
18. Ketahuilah istighfar yang diucapkan dengan betul mampu membuat syaitan lari ketakutan dan menggoncang empayar iblis di istana kerajaannya.
19. Ketahuilah sebesar-besar kesenangan di duna dan akhirat adalah memberi maaf kepada orang lain dan melupakan terus kesalahannya. Allah pasti akan meninggikan darjatnya di sisi manusia.
20. Tafakurlah sebelum tidur bagi menghisab diri atas salah dan silap semasa aktiviti pada siang hari sebagaimana Umar bin al-Khattab menyiasati dirinya dengan pelbagai soalan berkenaan dosa-dosanya pada siang hari.
21. Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin kerana ia dapat menjagamu dan membuatmu cemerlang di dunia dan di akhirat. Ia juga amalan para nabi, rasul dan orang soleh.
22. Sesiapa yang mahu meninggalkan dunia dengan selamat, dia perlu mengamalkan perkara berikut iaitu mengurangkan tidur, mengurangkan makan, mengurangkan bercakap dan berpada-pada dengan rezeki yang ada.
23. Kamu seorang manusia yang dijadikan daripada tanah dan kamu juga akan disakiti (dihimpit) dengan tanah.
24. Sesiapa yang menjalin ukhuwah dan menghidupkannya, dia memperoleh banyak kebaikan.
25. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, mereka akan ditinggikan darjat dan diberi kemuliaan selagi mereka menunaikan perintah Allah.
26. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, mereka pasti mendapat pertolongan Allah seperti dalam pernyataannya dalam surah ar-Rom ayat 47 yang bermaksud; dan adalah menjadi hak(tanggungjawab) kami untuk menolong orang yang beriman.
27. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, mereka pasti mendapat pembelaan kepada Allah sebagaimana pernyataannya dalam surah al-Hajj ayat 38 yang bermaksud, Allah membela orang yang beriman.
28. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman dan bertakwa, Allah pasti menaikkan darjat mereka hingga ke taraf wali-wali Allah selagi memenuhi syarat-syaratnya seperti dalam pernyataannya dalam surah al-Baqarah ayat 257 yang bermaksud, Allah penolong (wali) bagi orang yang beriman.
29. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman akan memberi petunjuk dan jalan lurus sebagaimana pernyataan Allah dalam surah al-Hajj ayat 54 yang bermaksud " Allah akan memberi petunjuk bagi orang yang beriman kepada jalan yang lurus."
30. Allah menjanjikan kepada orang yang beriman, mereka akan memperoleh rezeki yang baik dan pelbagai keberkatan selagi mereka menunaikan perintah Allah sebagaimana pernyataannya dalam surah al-A'raf ayat 96 yang bermaksud, sekiranya penduduk kota beriman dan bertakwa pasti kami akan melimpahkan mereka berkat dari langit dan bumi tetapi sekiranya mereka mendustakan ayat-ayat kami, kami akan seksa mereka disebabkan perbuatan mereka.

Friday, May 11, 2012

BIODATA DR YUSOF AL-QARADAWI


Dr Yusuf al-Qaradawi seorang tokoh ulama yang terkenal dalam abad ini. Beliau merupakan seorang pemikir, sarjana dan intelek komtemporori yang tidak asing lagi di dunia Islam.Beliau dilahirkan di desa Shafat al-Turab, Mahallah al-Kubra Negeri Gharbiah, Mesir pada 9 September 1926 bersamaan 1344H.Nama penuhnya ialah Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf. Al-Qaradhawi merupakan nama kelurganya. Nama ini diambil dari sebuah daerah yang bernama al-qardhah. Dan dinisbahkan kepada keturunannya. Di kampungnya ini terletaknya makam sahabat nabi yang meninggal di Mesir iaitu Abdullah bin Harith bin Juz al-Zubaidi. Di kampung inilah beliau tinggal sehingga wafat pada tahun 86H. Sehingga kini makamnya sangat dimuliakan dan para penduduk kampung amat berbangga dengannya.Perkara ini telah dinyatakan oleh pengkaji sejarah seperti Ibn Hajar ketika menceritakan kisah sahabat ini.
Al-Qaradhawi menyebutkan bahawa beliau berasal dari keluarga yang kuat beragama dan bapanya bekerja sebagai petani dan keluarga sebelah ibunya bekerja sebagai peniaga. Beliau menjadi yatim ketika berusia 2 tahun setelah ayahnya meninggal dunia. Kemudian beliau dipelihara oleh bapa saudaranya bernama Ahmad. Bapa saudaranyalah yang menjadi bapa dan sepupu-seppunya sebagai saudara-saudara beliau. Beliau telah dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan mendapat keistimewaan daripada keluarga. Malah kata Yusuf sendiri: “ itulah gantian daripada takdir yang menjadikan saya yatim ketika berusia masih terlalu awal.”
Ketika berusia 5 tahun, Yusuf telah dihantar ke kuttab di kampungnya untuk menghafaz al-Quran. Apabila usianya menjangkau 7 tahun, beliau memasuki sekolah rendah (madrasah Ilzamiyyah) yang diuruskan oleh Kementerian Pendidikan. Di sekolah ini, beliau belajar matematik, sejarah, kesihatan dan lain-lin. Yusuf sejak kecil lagi mendapat pendidikan secara formal melalui sekolah kerajaan di sebelah pagi dan pendidikan agama (al-Kuttab) di sebelah petang.
Yusuf menyebutkan : “ sebelum usia saya mencapai 10 tahun, saya telah dikurniakan oleh Allah dengan dapat menamatkan hafalan al-Quran sepenuhnya bersama pelajaran hukum-hukum tawjid.Saya masih tidak lupa ketika mereka mengadakan perayaan khatam al-Quran untuk saya seperti kebiasaan yang dilakukan oleh al-Kuttab. Mereka memberi minum dan kuih muih. Saya membca akhir surah-surah al-Quran dari surah al-Dhuha sehingga surah al-Nass. Ketika saya menbaca akhir setip surah mereka menyambutnya dengn ucapan takbir dan tahmid. Pelajar bertakbir bersama saya. Begitulah kebiasaan perayaan yang dilakukan pada setiap pelajar di kuttab.”.
Di kampungnya tersebut mempunyai 4 buah Kuttab di mana wujud persaingan yang sihat bagi penghafal al-Quran di kalngan penuntutnya.Sejak kecil lagi, al-Qaradhawi bercita-cita untuk belajar di al-Azhar dan menjadi salah seorang daripada ulamaknya,Pada pandangan beliau, al-Azhar merupakan menara ilmu . Beliau juga terpengaruh dengan ulamak-al-Azhar di kampungnya seperti Syeikh Ahmad Muhammad Saqar, Syeikh Ahmad Abdullah, Syeikh Ahmad Battah dan Syeikh Abdul Mutalib Battah.
Sejak kecil lagi beliau telah menunjukkan ciri-ciri ulamak. Bakatnya terserlah apabila sering dipanggil untuk menjadi imam dan syarahan agama di Masjid kampungnya. Beliau menyebutkan bahawa semenjak hari itu ( hari khatam al-Quran) penduduk kampung terutama Syeikh Yusuf telah meminta kepada saya untuk menjadi imam apabila bersolat terutam solat jahriah kerana kurniaan Tuhan kepada saya yang dapat membaca al-Quran dengan baik.Ini merupakan penghormata yang terlalu awal, menyebabkan saya tidak mempunyai peluang bermain sebagaimana yang dinikmati oleh rakan sebaya.Kehidupan seorang yang agung bermula sejak kecil lagi. Sausana rumah, keluarga dan masyarakat memberi saham yang besar dalm membentuk jiwa seseorang.Yusuf telah didewasakan dalam suasana keislaman yang kuat dan mantap. Bukan sahaja keluarga bapa saudaranya tetapi penduduk kampungnya yang telah mengambil berat dan memberi penghargaan kepada kanak-kanak yang menghafal al-Quran.
Agama merupakan faktor utama yng sangat mempengaruhi kehidupan penduduk shafat al-Turab. Agama adalah penunjuk arah bagi pemikiran serta sumber utama dalam membentuk budaya mereka dan memberi pengaruh utama dalam kegiatan harian mereka. Perkara ini dapat diketahui melalui kegiatan penduduk di situ yang sentiasa mengimarahkan masjid-masjid terutama dalam bulan Ramadhan, sambutan hari kebesaram Islam seperti perayaan sambuatan Maulid nabi dan Israk mikraj. Di samping itu, penduduk kampung amat peka terhadap pengajian al-Quran kepada kanak-kanak. Terdapat empat kuttab dalam kampung tersebut iaitu kuttab Syeikh Dasuqi, Kuttab Syeikh Nuruddin, Kuttab Syeikh Hamid Abu Zuwail dan Kuttab Syeikh Yamani Murad. Al-Qaradhawi belajar di kuttab Syeikh Hamid Abu Zuwail. Al-Qaradhawi juga telah menghafal kitab al- Tuhfat yang berisi hukum-hukum tajwid. Sejak itu juga, beliau menjadi imam solat dan penduduk kampung amat menyukai bacaanya ketika bersembahyang. Mereka selalu menyuruh beliau menjadi imam terutama solat Subuh dan sejak itu mereka mengelarkannya sebagai ‘syeikh Yusuf’ . Pada masa itu, umurnya berusia 10 tahun.
Apabila tamat madrasah Ilzamiyyah, beliau melanjutkan pelajaran ke Maahad Rendah Tanta (madrasah ibtida’ittah) selama 4 tahun dan di Maahad Menengah (madrasah thanawiyya) selama lima tahun.Maahad ini terletak dibawah penguasaan al-Azhar.Menurut al-Qaradhawi, pada mulanya bapa saudaranya enggan menghantar beliau ke sekolah maahad al-Azhar kerana ia memakan masa yang lama apatah lagi banyak graduannya menganggur ketika itu. Bapa saudaranya inginkan beliau menamatkan pelajaran dan cepat mendapat pekerjaan atau menjadi peniaga yang berjaya. Tetapi takdir allah yang menentukan apabila ada seorang syeikh yang datang melawat kampung shafat al-Turab dan menyarankan kepada bapa saudara bahawa wajib beliau menghantar saya ke al-Azhar. Saat itulah yang merubah kehidupan al-Qaradhawi dan menjadi salah seorang pelajar di Maahad Agama Tanta dengan memakai pakaian rasmi al-al-Azhar iaitu jubah dan serban merah.
Semasa di Maahad Tanta, al-Qaradhawi mulai banyak membaca buku. Ia tidak hanya membatasi diri untuk membaca buku-buku silibus sahaja, tetapi buku-buku yang lain untuk meluaskan ufuk pemikiran dan menghilangkan kehausan terhadap ilmu pengetahuan. Untuk itu, al-Qaradhawi mendapatkan buku-buku tersebut melalui perpustakaan Dar al-Kutub Tanta atau menyewanya dari perpustakaan Fak al-azmah. Pada masa ini, bacaan al-Qaradhawi lebih tertumpu kepada dunia kesusasteran Arab dengan membaca buku-buku karya al-Manfaluti, Mustafa al-Sadiq al-Rafa’i Taha Husain, Abbas Aqqad dan Ahmad Amin. Di Maahad Agama Tanta, al-Qaradhawi belajar dengan al-Bahi al-Khuli, Syeikh Mahmud al-Diftar dan Syeikh Mutawalli Sya’rawi.
Semasa beliau belajar di Maahad Agama Tanta peringat rendah, ibunya telah meninggal dunia. Ketika itu beliau berusia 15 tahun. Setelah tamat Maahad Tanta, beliau melanjutkan pelajaran ke Universiti al-Azhar.
Pada tahun 1952/1953, beliau berjaya menyelesaikan kuliah di Fakulti Usuluddin. Beliau tamat dengan menjadi pelajar terbaik dari 180 orang mahasiswa. Yusuf kemudiannya mengambil pengkhususan di fakulti Bahasa Arab selama dua tahun. Beliau memperolehi ijazah sarjana dan diploma pendidikan dengan pangkat pertama daripada 500 orang mahasiswa. Pada tahun 1957, beliau menyambung pelajaran ke Akademi Kajian Bahasa Arab Tinggi yang dikelolakan oleh Liga Arab sehingga memperolehi diploma Bahasa Arab dan Sastera.Dalam waktu yang sama, Yusuf mendaftar calon ijazah tinggi di Fakulti Usuluddin dalam bidang tafsir dan hadith sehingga menamatkan pengajian pada tahun 1960. Kemudian, beliau menyiapkan diri untuk mendapatkan untuk mendapatkan Ph.D dalam fiqh al-Zakat yang diwajibkan untuk diselesaikan dalam masa dua tahun. Oleh kerana keadaan politik Mesir cukup gawat ketika itu, beliau terpaksa menanguhkan pengajiannya selama 13 tahun. Akhirnya pada tahun 1973, beliau berhasil memperolehi ijazah Ph.d. Tesis tersebut mendapat pujian dan menjadi kebanggaan kebanyakan ulamak termasuk Mawdudi dan Muhammad Mubarak.
Peribadi yang mempengaruhi al-Qaradawi
Menurut Yusuf al-Qaradhawi bahawa peribadi yang banyak memberi kesan kepada kehidupannya sama ada dalam pemikiran dan spiritual ialah Hassan al-Banna, pengasas gerakan Ikhwan Muslimun. Semasa itu, Hassan al-Banna di Kaherah dan al-qaradawi masih lagi menuntut di Tanta. Walaupun begitu, beliau telah mendengar ucapan al-Banna di Tanta beberapa kali dan membaca tulisannya. Yusuf menyifatkan al-Banna sebagai pendakwah yang agung dn mepunyai keperibadian yang sederhana sama ada dalam penulisan atu percakapan. Yusuf menceritakn bahawa beliau mendengar ceramah al-banna semasa menuntut di mahaad Agama peringkat rendah sempena sambutan Hijrah. Maka didapati ucapannya begitu mudah sehingga saya boleh menghafaznya pada hari itu.Beliaua mempunyai ilmu yang luas. Dalam majalah al-Shahab, al-Banna menulis mengenai tafsir, akidah, mustalah hadith, sejarah Islam dan system-sistem kemasyaratan. Tulisan-tulisan itu ditulis dengan baik dan asli.
Antara kesan al-Banna kepada jiwanya itu, beliau menulis buku al-Tarbiah al-Islamiyyah wa madrasah Hassan al-Banna. Al-Qaradhawi juga membawa contoh-contoh mujahid besar ini dalam banyak tulisan-ulisannya terutama dalam bidang dakwah. Dalam buku fiqh al-Awwalawiyyat, Yusuf membawa contoh keutamaan dakwah yang dilakukan oleh al-Banna.
Sejak muda lagi, al-Qardhawi didedahkan dengan tokoh-tokoh islah dan mujadid Islam yang besar sama ada melalui hubungan secara individu tersebut atau melalui bacaan tulisan-tulisan tokoh tersebut. Secara kesimpulannya, kita dapati orang yang ingin menjadi tokoh besar kemudian hari, kehidupannya bermula sejak muda lagi. Al-Qaradhawi telah mengenali tokoh-tokoh besar Islam sejak dalam usia yang terlalu muda.