Imam Badruddin bin as Shahib mengambil dalil dalam Al
Quran:“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rejeki
(QS: Ali Imran: 169).
Rasulullah SAW tentu kedudukannya lebih tinggi dari
syuhada yang tentunya lebih berhak untuk keistimewaan itu.
Imam Baihaqi menyatakan dalam kitab Dalailun Nubuwwah:
“Para Nabi hidup di sisi Tuhan mereka seperti para syuhada”
Abu Ya’la dalam Musnadnya dan Al Baihaqi dalam kitab
Hayatul Anbiya mengeluarkan hadis dari Anas r.a: Nabi saw bersabda: “Para Nabi hidup di kubur mereka
dalam keadaan mengerjakan sholat.”
Apakah dapat menjumpai Rasulullah SAW setelah
wafatnya?
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Barangsiapa
yang melihatku di dalam tidurnya, maka ia akan melihat aku di dalam bangunnya
(jaga) dan setan tidak bisa menyerupai diriku” ( Riwayat Bukhari, Muslim,
dan Abu Daud)
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Siapa
yang melihat aku di dalam tidurnya (mimpi) berarti ia benar-benar melihatku,
sebab setan tidak dapat menyerupaiku” (Riwayat Bukhari, Muslim dan
Turmudzi)
Nabi Bersabda: “Barangsiapa melihat aku, ia
sungguh-sungguh melihat yang benar, sebab setan tidak bisa meniruku dalam
segala hal” (Riwayat Syaikhan)
Dari Abu Hurairah, Nabi Bersabda: “Buatlah nama dengan
namaku dan jangan membuat julukan dengan julukanku. Barangsiapa yang bermimpi
melihatku maka ia telah melihatku, karena setan tidak dapat menyerupai bentuk
rupaku. Dan barangsiapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka hendaklah ia
menyediakan tempat duduknya di neraka”
(Riwayat Bukhari)
Kisah-kisah orang yang berjumpa dengan Rasulullah SAW
setelah wafatnya.
Sayidina Usman bin Affan
Kisah mengenai Sayidina Usman yang dikeluarkan oleh
Abi Usamah dalam Musnadnya: Diriwayatkan oleh Abdullah bin Salam berkata: “Saya
telah mendatangi Usman bin Affan untuk menyelamatkannya. Pada saat itu ia sudah
terkepung. Usman berkata, “selamat datang wahai shabiy (anakku), kulihat
Rasulullah SAW dari dalam gubuk ini.” Abdullah bin Salam berkata, “Wahai Usman,
orang-orang telah mengepungmu” Usman menjawab,”Benar. Apakah engkau haus?” Aku
menjawab, “Benar.” Kemudian ia mengambil air seember untukku. Aku pun
meminumnya sampai puas, terasa dinginnya di antara tenggorokan dan dadaku. Lalu
ia berkata, “Jika engkau mau, engkau boleh berbuka bersama kami.” Maka aku
pilih berbuka bersama Nabi. Ternyata hari itu Usman r.a terbunuh.”
Sayidina Ibnu Abbas
Dalam ceritanya, Ibnu Abbas menuturkan:“Aku merasa
tidak sah shalatku sepanjang hidup kecuali sekali shalat saja. Hal itu terjadi
ketika aku berada di Masjidil Haram pada waktu subuh. Ketika imam takbiratul
ihram, aku juga melakukan hal yang sama.Tiba-tiba aku merasa ada kekuatan yang
menarikku; kemudian aku berjalan bersama Rasulullah SAW antara Mekah dan
Madinah. Kemudian kami melewati sebuah lembah. Nabi bertanya, “Lembah apakah
ini?” Mereka menjawab, “Lembah Azraq.” Kemudian Ibnu Abbas berkata,
“Seolah-olah aku melihat Musa meletakkan kedua jari telunjuk ke telinganya
sambil berdoa kepada Allah dengan talbiyah melewati lembah ini. Kemudian kami
melanjutkan perjalanan hingga kami sampai pada sebuah sungai kecil di bukit.”
Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, “Seolah-olah aku melihat Nabi Yunus di atas
unta yang halus, di atasnya ada jubah wol melewati lembah ini sambil membaca
talbiyah.”
Kisah dari kalangan setelah Sahabat
Syeikh Abdul Qadir Jailani
Syeikh Sirajuddin bin Al Mulqan (wafat 804H/ 1401M)
dalam kitabnya Thabaqatul Awliya’ menyebutkan: “Syeikh Abdul Qadir al Jailani
berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW sebelum Zuhur, beliau berkata kepadaku,
“wahai anakku, mengapa engkau tidak segera berceramah?” Aku menjawab, “wahai
abatah (ayah), aku adalah seorang ‘ajam (bukan Arab). Bagaimana aku akan
berbicara dengan orang-orang Baghdad yang fasih-fasih.” Lalu beliau berkata,
“bukalah mulutmu.” Kemudian aku membuka mulutku lalu beliau meludahiku tujuh
kali. Kemudian beliau bersabda, “berbicaralah kepada manusia dan ajaklah mereka
ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mauizah (pesan-pesan) yang baik.” Kemudian
aku menunaikan sholat zuhur dan duduk, tiba-tiba berduyun-duyun orang yang
banyak mendatangiku, dan aku melihat Sayidina Ali berdiri di depanku dalam
majlis itu. Kemudian Sayidina Ali berkata kepadaku, “wahai anakku, mengapa
engkau tidak segera berbicara?” Aku menjawab, “Wahai Abatah (ayah), mereka
berduyun-duyun datang kepadaku.” Kemudian dia berkata, “Bukalah mulutmu.”
Kemudian aku membuka mulutku, lalu di ameludahiku sebanyak enam kali, lalu aku
bertanya, “Mengapa tidak engkau sempurnakan menjadi tujuh kali?” Beliau
menjawab, “adab kepada Rasulullah.” Selanjutnya beliau lenyap dari pandanganku.
Kemudian aku berkata, “menyelam dalam pemikiran, kemudian menyelam dalam lautan
hati mencari mutiara-mutiara kaum ‘arifin. Kemudian dikeluarkan ke pinggir
shard (hati), kemudian mengundang agen penerjemah lisan, dibelinya hal itu
dengan nafais isman (nafas-nafas berharga), yakni baiknya ketaatan di
balik-balik yang Allah izinkan untuk di daki.”
Syeikh Abul Abbas al Mursiy (wafat 686H/1287M di
Iskandariah)
Dalam kitab al Wahid disebutkan: Adalah Syeikh Abul
Abbas al Mursiy mempunyai wuslah (hubungan khusus) dengan Nabi SAW. Jika
bersalam kepada Nabi SAW, beliau pasti akan membalasnya dan menjawab ketika
berbicara bersama beliau. Syeikh Tajuddin bin Athaillah (wafat 709H/1309M di
Mesir) dalam kitabnya Lathaiful Minan menceritakan bahwa ada seorang laki-laki
berkata kepada Syeikh Abul Abbas al Mursiy, “wahai Tuanku, jabatlah tanganku ini,
sebab engkau telah bertemu dengna banyak rijal (tokoh-tokoh) dan berkeliling
negeri-negeri yang banyak.” Syeikh Abul Abbas al Mursiy menjawab, “Demi Allah,
belumlah ada yang menjabat tanganku ini melainkan Rasulullah SAW.” Beliau
melanjutkan, “Sekiranyaaku terhijab (terhalangi) dari Rasulullah SAW sekejap
mata pun, tidaklah aku menilai diriku termasuk orang Islam.”
Syeikh Abdullah ad Dalasi
Syeikh Abdul Ghaffar mengatakan dalam kitabnya Al
Wahid: “salah seorang yang aku ketahui (akan kewaliannya) di Mekah adalah
Syeikh Abdullah ad Dalasi. Ia bercerita kepadaku bahwa ia merasa semua shalat
dalam umurnya tidak sah kecuali sekali shalat saja. Ia meneruskan, “itu terjadi
saat aku berada di Masjidil Haram pada waktu shalat Subuh. Ketika imam
takbiratul ihram dan aku melakukannya, tiba-tiba ada kekuatan yang menarikku,
di sana aku melihat Rasulullah SAW sedang melakukan shalat sebagai imam, sedang
di belakangnya ada sepuluh orang, kemudian aku menyusul shalat bersama mereka.
Hal itu terjadi pada tahun 673 H. Rasulullah SAW, saat itu, pada rakaat pertama
membaca Surat Al Muddatsir dan pada rakaat kedua membaca surat An Naba’.
Setelah selesai salam, beliau berdoa dengan doa ini:“Ya Allah jadikanlah kami
orang-orang yang mendapatkan petunjuk dan memberikan petunjuk, bukannya orang
yang sesat lagi menyesatkan, tidak mengharapkan akan kebaikanMu dan tidak pula
merindukan apa yang ada di sisiMu, sebab Engkau yang memberikan anugerah kepada
kami dengan mewujudkan kami, sebelumnya kami tidak ada. BagiMu-lah segala puji
atas semua itu, tidak ada Tuhan selain Engkau.”Ketika Rasulullah SAW selesai
dan bersalam, bersamaan itu juga imam Masjidil Haram salam, dan aku menyadari
salamnya. Kemudian aku juga melakukan salam.”
Amalan Habib Munzir untuk bertemu Rasulullah S.A.W
Mengenai berjumpa dg Rasul saw adalah dengan
merindukan beliau saw dan memperbanyak amalan sunnah semampunya, dan
memperbanyak shalawat, beliau saw mencintai kita dan memperhatikan kita lebih
dari ayah bunda kita, beliau saw adalah ayah ruh bagi semua ummatnya, maka ruh
kita tetap mudah berhubungan dengan ruh beliau saw, lewat mimpi misalnya, nah..
perkuat hubungan ruh anda dengan ruh beliau saw dengan shalawat ini :”Allahumma
shalli alaa ruuhi sayyidina muhammadin fil arwah, wa ‘ala Jasadihi filjasad, wa
alaa Qabrihi filqubuur” (wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina
Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan
pada kuburnya di alam kubur).
Anda mampu jumpa dengan Rasulullah S.A.W dalam mimpi,
perbanyaklah shalawat, cintailah sunnah, dan perbanyaklahbersedekah pada anak yatim, dan baktilah pada ibunda jika masih ada, ini adalah
amalan amalan yg sangat dicintai olehRasul saw,anda jangan tidur kecuali bibir anda terus bershalawat pada nabi saw,
beliau saw akan menjumpa anda, dan yakinlah.
Saya (Habib Munzir) menyukai semua shalawat, dulu saya membaca 17 macam shalawat, diantaranya shalawat Syeikh Abdulqadir Aljailani yg panjangnya 13 halaman, namun kini saya membaca satu macam shalawat saja, yg diajarkan Rasul saw lewat mimpi pd saya, pendek saja yaitu : “ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALIHI WA SHAHBIHI WASALLIM”
shalawat ini saya baca 5.000X setiap harinya, jika anda ingin membacanya silahkan, saya ijazahkan pada anda, boleh membacanya 100X, 200X atau lebih atau berapa saja sekemampuan anda dan luasnya waktu, dan bisa dibaca sambil dimobil, dijalan, atau dimanapun.Masalah mimpi Rasulullah S.A.W, saya (Habib Munzir) pernah bermimpi beliau saw dan mengadukan banyaknya orang yg rindu dg beliau saw namun belum jumpa dalam mimpi, beliau saw menutup wajahnya dan menangis, seraya berkata : “Tiada yg memisahkanku dg mereka selain tabir qudrat, dan mereka akan jumpa dg ku kelak”beliau saw sangat perduli dan rindu pada ummatnya, lebih lebih yg mencintai beliau saw, dan telah teriwayatkan pada shahih Muslim bahwa beliau saw bersabda : “Ummatku yg paling cinta padaku adalah yg hidup setelah aku wafat, dan mereka sangat mengidamkan jumpa dengan ku daripada harta dan keluarganya”.
Saya (Habib Munzir) menyukai semua shalawat, dulu saya membaca 17 macam shalawat, diantaranya shalawat Syeikh Abdulqadir Aljailani yg panjangnya 13 halaman, namun kini saya membaca satu macam shalawat saja, yg diajarkan Rasul saw lewat mimpi pd saya, pendek saja yaitu : “ALLAHUMMA SHALLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALIHI WA SHAHBIHI WASALLIM”
shalawat ini saya baca 5.000X setiap harinya, jika anda ingin membacanya silahkan, saya ijazahkan pada anda, boleh membacanya 100X, 200X atau lebih atau berapa saja sekemampuan anda dan luasnya waktu, dan bisa dibaca sambil dimobil, dijalan, atau dimanapun.Masalah mimpi Rasulullah S.A.W, saya (Habib Munzir) pernah bermimpi beliau saw dan mengadukan banyaknya orang yg rindu dg beliau saw namun belum jumpa dalam mimpi, beliau saw menutup wajahnya dan menangis, seraya berkata : “Tiada yg memisahkanku dg mereka selain tabir qudrat, dan mereka akan jumpa dg ku kelak”beliau saw sangat perduli dan rindu pada ummatnya, lebih lebih yg mencintai beliau saw, dan telah teriwayatkan pada shahih Muslim bahwa beliau saw bersabda : “Ummatku yg paling cinta padaku adalah yg hidup setelah aku wafat, dan mereka sangat mengidamkan jumpa dengan ku daripada harta dan keluarganya”.
No comments:
Post a Comment