Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam adalah pesuruh Allah yang terakhir. Baginda adalah pembawa rahmat untuk seluruh alam dan merupakan Rasul Allah bagi seluruh umat manusia di dunia. Sesungguhnya baginda merupakan satu anugerah dan kurniaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat agung kepada umat manusia untuk menunjukkan jalan yang lurus dan benar. Baginda bukan sahaja diangkat sebagai seorang Rasul bahkan juga sebagai khalifah di muka bumi ini, yang mengetuai angkatan tentera Islam, membawa perubahan yang sangat positif kepada umat manusia, mengajarkan tentang erti persaudaraan, akhlak dan erti kehidupan yang segalanya hanya kerana Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pelengkap dari segenap sudut, setelah Nabi Musa dan Nabi Isa ‘alaihissalam diturunkan. Beliau juga digelar Al-Amin yang bermaksud dipercayai.Sebagai umat islam yang beriman pada Allah, yang mengaku mencintai Rasulullah, maka kita hendaklah mendalami akhlak mulia yang ada pada diri baginda Muhammad bin Abdullah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan Rasulullah sebagai 'role model' dalam setiap aspek kehidupan. Baginda dilihat sebagai seorang yang sempurna akhlaknya. Dalam aspek kepimpinan Rasulullah merupakan seorang pemimpin terbaik di kalangan umat manusia yang jujur dan adil.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : وَمآ أَرْسَلْنَكَ إِلاَّ رَحْمَةُ لِّلْعَلَمِينَ
Maksudnya; " Dan tiadalah kami mengutuskan engkau (wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam."( Surah Al-Anbiya Ayat:107)
Pemuda Yahudi
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun telah mengizinkan seorang yahudi hadir dan tinggal di rumah beliau tanpa mengusirnya , padahal ia seorang yahudi yang berbeda agama dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam , tetapi beliau mengizinkan yahudi itu tinggal di rumah beliau , beliau tidak melarangnya atau dengan mengatakan : ”engkau yahudi tidak boleh tinggal di rumahku , kotor dan najis !! ” , tidak demikian akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .Orang yahudi itu tinggal bersama Rasulullah dan tidur disana , makan sepiring dengan Rasul, membawakan air minum Rasul , seakan telah menjadi bagian di keluarga Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak dipaksa untuk mengikuti agama Islam , sampai suatu saat ia sakit dan Rasul menjenguknya, Rasul tidak berkata :” syukur yahudi itu sakit dan tidak tinggal di rumahku lagi ” , rasul tidak demikian tetapi beliau berkata : ” mana orang yahudi yang tinggal di rumahku, mengapa dia pergi, apa kesalahanku? !” .
Maka setelah rasul sampai di rumah orang yahudi itu, ternyata ia sudah dekat dengan sakaratul maut, maka Rasul berkata :” wahai pemuda, maukah kau ucapakan ” Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah ” , maka pemuda itu pun ragu untuk mengucapkannya ia menoleh ke ayahnya yang juga beragama yahudi, maka ayahnya berkata : ” betul, taati Aba Al Qasim dan ikuti ucapan itu.” Dan pemuda itupun mengucapkan ” Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah ” kemudian ia pun wafat , maka berubahlah wajah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bagaikan belahan bulan purnama dari terang dan bercahaya karena gembira melihat orang yahudi yang tinggal di rumahnya itu wafat dalam keadaan Islam, demikian indahnya kerukunan umat beragama.
Yahudi Buta
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata“Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya”.Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, “anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan”,Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya,“Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”.
“Apakah Itu?”, tanya Abubakar r.a.“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah r.ha.Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak,“siapakah kamu ?”.
Abubakar r.a menjawab,“aku orang yang biasa”.“Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri”,pengemis itu melanjutkan perkataannya.Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a..
Zaid bin Su`nah
Pada suatu hari sedang Rasulullah dan Saidina Umar berbincang dihadapan rumah baginda,tiba-tiba datang seorang yahudi bernama Zaid bin Su`nah.Dengan wajah yang bengis,dia berdiri sambil bercekak pinggang.Tanpa disangka-sangka,Zaid bin Su`nah telah menarik kuat kain ridak yang sedang melilit leher baginda.Ridak yang diperbuat dari kain yang kasar itu telah menyebabkan leher baginda melecet.Tanpa memperdulikan leher Rasulullah yang melecet Zaid terus membentak,"Wahai keturunan Abdul Mutalib!Memang engkau ini dari keturunan yang suka menangguhkan hutang.Cepat!Bayarkan hutangku segera!"
Sejak awal lagi Saidina Umar tidak menyenangi sikap orang Yahudi itu yang terlalu kasar terhadap baginda Rasulullah saw.Jelas dari wajahnya yang dia mahu bertindakbalas terhadap kekasaran yahudi itu.Namun Rasulullah berkata dengan tenang, "Wahai Umar,bersabarlah."Rasulullah memang kenal dengan sikap Saidina Umar yang tidak sanggup melihat baginda direndah-rendahkan seperti itu.Baginda sendiri dapat mengawal kemarahannya terhadap orang yahudi itu.Sambung Baginda lagi,"Antara kami memang ada urusan hutang.Biarlah kami berdua saja yang menyelesaikannya.Bukankah lebih baik,engkau menyuruhku supaya membayar hutangnya dengan baik dan menasihatinya supaya dia menagih hutangnya juga secara baik.Sebenarnya dalam perjanjian kami dahulu,aku masih ada 3 hari lagi untuk membayar hutangnya.Tetapi tidak mengapalah"Saidina Umar terdiam mendengar bicara Rasulullah yang penuh lemah lembut dan berhikmah.Dia sedar jika dirinya tidak ditenteramkan oleh baginda,sudah tentu si yahudi itu akan dikerjakannya.Baginda meneruskan kata-katanya," Usahakanlah supaya dibayar hutangku itu,dan ditambah lagi sebanyak 20 gantang kurma.Moga-moga hilang marahnya."Saidina Umar berpaling untuk melangkah ke rumahnya bagi mendapatkan gandum sebagaimana yang diminya oleh Rasulullah.Namun belum sempat dia berbuat demikian,Zaid menahannya. "Nanti dulu Umar!"Suara Zaid bin Su`nah berubah menjadi lembut. "Semua yang aku saksikan hari ini merupakan tanda-tanda kenabian Muhammad.Aku telah melihat dari wajahnya yang baginda adalah seorang utusan Allah.""Maksudmu?" tanya Saidina Umar kehairanan."Sebenarnya aku datang ke sini semata-mata untuk menguji adakah Muhammad seorang penyantun dan pemaaf sepertimana yang diceritakan orang.Kini semuanya telah terbukti dimana sifat penyantunnya sentiasa mendahului kemarahannya.Memang benarlah dia seorang nabi.Oleh itu,sekarang aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah daqn Muhammad itu pesuruh Allah,"ucap Zaid.
Akhlak Rasulullah yang sabar dan penyantun telah menyebabkan Zaid Bin Su`nah yang bersikap kasar tertarik untuk memeluk Islam. Demikianlah mulianya peribadi Rasulullah SAW.Sepatutnya, kita sebagai umat baginda turut mencontohi akhlak terpuji itu. Rasulullah SAW tidak berbangga dengan bangsanya,kaum & kabilahnya bahkan ia berbaggga dengan ISLAM yang dibawanya, Sesungguhnya kemulian disisi ALLAH adalah TAQWANYA.Sejauh manakah TAQWA kita kepada ALLAH?Fikir-fikirkanlah…….
No comments:
Post a Comment