Firman Allah S.W.T: “ Wahai orang-orang yang beriman,
telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke
atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang
yang bertaqwa. “.Sebagaimana keterangan
Alquran dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 183, puasa yang diwajibkan kepada umat
Islam, sebenarnya juga pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya.
Sismono dalam bukunya yang berjudul 'Puasa Pada Umat-umat Dulu dan Sekarang' menyebutkan, puasa sudah dilakukan oleh bangsa dan kaum yang hidup sebelum datangnya Islam. Seperti puasa yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kunoi, Yunani Kuno, Romawi Kuno, Zoroaster, Majusi, Yahudi, Nasrani, Cina Kuno, Jepun Kuno, Buddha, Hindu, Manu, Konghucu, dan lainnya. ''Bahkan, nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW juga sudah melaksanakan puasa,'' tulisnya.
Nabi Adam A.S :
Sismono dalam bukunya yang berjudul 'Puasa Pada Umat-umat Dulu dan Sekarang' menyebutkan, puasa sudah dilakukan oleh bangsa dan kaum yang hidup sebelum datangnya Islam. Seperti puasa yang dilakukan oleh bangsa Mesir Kunoi, Yunani Kuno, Romawi Kuno, Zoroaster, Majusi, Yahudi, Nasrani, Cina Kuno, Jepun Kuno, Buddha, Hindu, Manu, Konghucu, dan lainnya. ''Bahkan, nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW juga sudah melaksanakan puasa,'' tulisnya.
Nabi Adam A.S :
Sejarahwan Muslim, Ibnu
Katsir, meyakini bahwa ajaran puasa sudah ada sejak zaman Adam dan Hawa.
Menurut dia, Adam berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun. Ada
pula yang mengatakan bahwa Adam berpuasa pada 10 Muharam sebagai rasa syukur
karena bertemu dengan istrinya, Hawa, di Arafah. Sementara yang lain
berpendapat, Nabi Adam berpuasa sehari semalam pada waktu dia diturunkan dari
taman surga oleh Allah.
Ada juga yang mengatakan Adam berpuasa 40 hari 40 malam setiap tahun. Pendapat lainnya mengatakan Adam berpuasa dalam rangka mendoakan putra-putrinya. Selain itu, ada yang menjelaskan, Adam berpuasa pada hari Jumaat untuk mengenang peristiwa penting, yakni dijadikannya dia oleh Allah, hari diturunkannya ke bumi, dan diterimanya tobat Adam oleh Allah.
''Sesungguhnya Allah menjadikan Adam pada hari Jumaat, diturunkan di bumi pada hari Jumaat, dia bertobat kepada Allah atas dosanya memakan buah khuldi pada hari Jumaat dan wafat pun pada hari Jumaat.'' (HR Bukhari).
Walaupun dalam Alquran maupun hadis tidak dijelaskan bagaimana bentuk puasa Adam dan generasi sesudahnya, tetapi ada petunjuk-petunjuk bahwa agama-agama yang dibawa oleh para rasul terdahulu itu adalah agama monotheisme yang mengajarkan kepercayaan pada ke esaan Tuhan (Allah).
Ada juga yang mengatakan Adam berpuasa 40 hari 40 malam setiap tahun. Pendapat lainnya mengatakan Adam berpuasa dalam rangka mendoakan putra-putrinya. Selain itu, ada yang menjelaskan, Adam berpuasa pada hari Jumaat untuk mengenang peristiwa penting, yakni dijadikannya dia oleh Allah, hari diturunkannya ke bumi, dan diterimanya tobat Adam oleh Allah.
''Sesungguhnya Allah menjadikan Adam pada hari Jumaat, diturunkan di bumi pada hari Jumaat, dia bertobat kepada Allah atas dosanya memakan buah khuldi pada hari Jumaat dan wafat pun pada hari Jumaat.'' (HR Bukhari).
Walaupun dalam Alquran maupun hadis tidak dijelaskan bagaimana bentuk puasa Adam dan generasi sesudahnya, tetapi ada petunjuk-petunjuk bahwa agama-agama yang dibawa oleh para rasul terdahulu itu adalah agama monotheisme yang mengajarkan kepercayaan pada ke esaan Tuhan (Allah).
Nabi Nuh
A.S :
Nabi Nuh yang berpuasa selama
tiga hari setiap bulan sepanjang tahun, seperti puasanya Nabi Adam. Nabi
Nuh juga memerintahkan kaumnya untuk menyembah Allah dan berpuasa ketika mereka
berbulan-bulan hidup terapun apung di dalam perahu besar di tengah samudera
luas akibat bencana banjir besar, dan terus bertaubat kepada Allah.
Nabi
Ibrahim A.S :
Nabi Ibrahim AS juga terkenal
dengan kegemarannya berpuasa, terutama pada saat hendak menerima wahyu dari
Allah, yang kemudian dijadikan suhuf Ibrahim itu. Puasa menurut agama
Ibrahim dilaksanakan oleh Ismail, putra Ibrahim yang terkenal taat beribadah
itu; dan puasa Ibrahim diikuti pula oleh Ishaq (putra Ibrahim dari Sarah).
Nabi
Ya'kub A.S :
Nabi Ya'kub terkenal sebagai
orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan
putra-putranya.
Nabi
Daud A.S :
Perintah puasa
yang paling populer hinga sekarang ini adalah puasa Nabi Daud as. Puasa ini
tergolong istimewa karena Nabi daud tidak hanya seorang prajurit, tetapi juga
raja dan ahli perang terkemuka. Nabi Daud dikenal sebagai nabi yang berhasil
mengalahkan musuh yang jauh lebih besar, yaitu Goliath.Pelaksanaan ibadah puasa
nabi Daud juga tergolong aneh bila dibandingkan dengan puasa nabi-nabi lainnya.
Puasa nabi Daud dilaksanakan sehari puasa, sehari tidak. Bahkan, puasa Nabi
Daud ini ternyata berlangsung hingga nabi Sulaiman, putranya dan nabi
sesudahnya. Tidak hanya itu saja, pelaksanaan ibadah puasa itu disebutkan
dilakukan sejak zaman Nabi Ibrahim as. Seperti diketahui, salah satu mukjizat
beliau adalah kebal dari kobaran api ketika dibakar oleh raja Namrudz yang
kejam.Sepeninggal Nabi Daud, pelaksanaan puasa tersebut tidak lenyap begitu
saja. Bahkan, hingga sekarang ini umat Nabi Muhammad SAW juga banyak yang
menjalankan puasa Daud selain puasa Isnin-Khamis.
Nabi
Musa A.S :
Perintah
melaksanakan puasa bagi umat Nabi Musa merupakan rentetan dari kewajiban puasa
yang diwajibkan pada umat Nabi Muhammad SAW, seperti dalam Q.S Al-Baqarah:183.
Puasa yang dijalankan oleh Nabi Musa beserta umatnya jauh lebih berat dari pada puasa nabi Muhammad SAW. Mereka diwajibkan berpuasa selama 40 hari 40 malam. Dalam Kitab Perjanjian Lama, puasa Nabi Musa merupakan cikal bakal puasa bagi umat Nabi Isa karena jenis puasanya juga sama. Bahkan, Nabi Musa berpuasa di Gunung Sinai ketika mendapatkan perintah ALLAH SWT.
Masalah puasa nabi Musa ini tercantum dalam Kitab Perjanjian Lama (Keluaran 34: 29): "Musa berada di sana bersama-sama dengan Tuhan 40 hari 40 malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air dan ia menuliskan padaloh itu segala perktaan perjanjian, yakni kesepuluh firman". Hal ini kemudian yang dikenal sebagai 10 Firman Tuhan.
Setelah melakukan puasa selama itu, Musa mengalami perubahan yang sangat dahsyat. dari wajahnya keluar cahaya yang menakjubkan bagi setiap orang yang memandangnya. Hal ini tertulis dalam Perjanjian Lama (Keluaran 34:30). Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, ia tidak tahu bahwa kulit mukanya bercahaya karena ia berbicara dengan Allah SWT.
Ada pula puasa yang dianjurkan pada Musa, yaitu berpantang tidak boleh melakukan sesuatu. Termaktub dalam Perjanjian Lama (keluaran: 34:14) bahwa Musa diharuskan memelihara Hari Raya Roti Tidak Beragi. Dengan ketentuan, selama 7 hari lamanya, Musa tidak boleh makan roti yang beragi. Hal itu ditetapkan dalam Bulan Abid, sebagai peringatan Musa dan kaumnya keluar dari Mesir atas kejaran Raja Fir'aun.
Jika kita meneliti kitab Perjanjian Lama, antara bahasa orang Yahudi, Aramaik, Arab dan Ethiopia ternyata menggunakan kata yang sama, yaituShaum (menahan nafsu). Kata ini berarti menghentikan aktivitas makan, minum, dan nafsu sekaligus menandai ungkapan penyesalan atas doa yang diperbuatnya. Oleh karena terjadi penyimpangan ajaran-ajaran yang sudah tidak sesuai dengan Kitab Perjanjian Lama, akhirnya tradisi puasa yang dilakukan oleh orang Yahudi terdahulu sekarang ini sudah jauh berubah.Sementara Nabi Yusuf berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para pesalah lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi pembesar Mesir dan menjawat sebagai menteri ekonomi negeri tersebut. ''Kerana aku khuwatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin.''
Nabi Yunus A.S :
Puasa yang dijalankan oleh Nabi Musa beserta umatnya jauh lebih berat dari pada puasa nabi Muhammad SAW. Mereka diwajibkan berpuasa selama 40 hari 40 malam. Dalam Kitab Perjanjian Lama, puasa Nabi Musa merupakan cikal bakal puasa bagi umat Nabi Isa karena jenis puasanya juga sama. Bahkan, Nabi Musa berpuasa di Gunung Sinai ketika mendapatkan perintah ALLAH SWT.
Masalah puasa nabi Musa ini tercantum dalam Kitab Perjanjian Lama (Keluaran 34: 29): "Musa berada di sana bersama-sama dengan Tuhan 40 hari 40 malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air dan ia menuliskan padaloh itu segala perktaan perjanjian, yakni kesepuluh firman". Hal ini kemudian yang dikenal sebagai 10 Firman Tuhan.
Setelah melakukan puasa selama itu, Musa mengalami perubahan yang sangat dahsyat. dari wajahnya keluar cahaya yang menakjubkan bagi setiap orang yang memandangnya. Hal ini tertulis dalam Perjanjian Lama (Keluaran 34:30). Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, ia tidak tahu bahwa kulit mukanya bercahaya karena ia berbicara dengan Allah SWT.
Ada pula puasa yang dianjurkan pada Musa, yaitu berpantang tidak boleh melakukan sesuatu. Termaktub dalam Perjanjian Lama (keluaran: 34:14) bahwa Musa diharuskan memelihara Hari Raya Roti Tidak Beragi. Dengan ketentuan, selama 7 hari lamanya, Musa tidak boleh makan roti yang beragi. Hal itu ditetapkan dalam Bulan Abid, sebagai peringatan Musa dan kaumnya keluar dari Mesir atas kejaran Raja Fir'aun.
Jika kita meneliti kitab Perjanjian Lama, antara bahasa orang Yahudi, Aramaik, Arab dan Ethiopia ternyata menggunakan kata yang sama, yaituShaum (menahan nafsu). Kata ini berarti menghentikan aktivitas makan, minum, dan nafsu sekaligus menandai ungkapan penyesalan atas doa yang diperbuatnya. Oleh karena terjadi penyimpangan ajaran-ajaran yang sudah tidak sesuai dengan Kitab Perjanjian Lama, akhirnya tradisi puasa yang dilakukan oleh orang Yahudi terdahulu sekarang ini sudah jauh berubah.Sementara Nabi Yusuf berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para pesalah lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi pembesar Mesir dan menjawat sebagai menteri ekonomi negeri tersebut. ''Kerana aku khuwatir apabila aku kenyang, nanti aku akan melupakan perut fakir miskin.''
Nabi Yunus A.S :
Nabi Yunus berpuasa dari
makan dan minum saat berada dalam perut ikan besar selama beberapa hari,
kemudian berbuka puasa setelah dimuntahkan kembali dari dalam perut ikan itu.
Untuk berbuka, dikisahkan beliau memakan buah sepsis buah labu yang tumbuh di
tepi pantai.
Nabi
Ayub A.S :
Nabi Ayub berpuasa pada waktu dia hidup dalam
serba kekurangan dan menderita penyakit selama bertahun-tahun, sampai akhirnya
sihat seperti sediakala.
Nabi Syuaib A.S :
Nabi Syuaib A.S :
Nabi Syuaib terkenal
kesalehannya dan sebagai orang tua yang banyak melakukan puasa dalam rangka
bertakwa kepada Allah.